Laporan Kontributor Adim Mubaroq
TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Duka mendalam menyelimuti institusi Kepolisian Republik Indonesia, khususnya Polres Garut dan Polres Majalengka, atas gugurnya Bripka Cecep Saeful Bahri dalam insiden tragis yang terjadi di kawasan Pendopo Garut, Jumat (18/7/2025).
Almarhum diketahui lahir di Majalengka, 10 November 1986, dan dikenal sebagai sosok bhayangkara yang berdedikasi tinggi.
Bripka Cecep meninggal dunia saat bertugas mengamankan acara makan gratis yang merupakan bagian dari rangkaian pernikahan Maula Akbar, putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, dengan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina.
Baca juga: Kata Polres Majalengka Tentang Sosok Bripka Cecep yang Gugur Saat Bertugas di Pesta Rakyat Garut
Insiden ini terjadi usai salat Jumat, ketika ribuan warga memadati gerbang masuk Pendopo Garut hingga menyebabkan desakan dan kekacauan massa.
Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo memberikan penghargaan kenaikan pangkat luar biasa anumerta kepada Bripka Cecep.
Dalam Surat Keputusan Nomor: Kep/1085/VII/2025 tertanggal 18 Juli 2025, almarhum resmi naik pangkat satu tingkat lebih tinggi menjadi Aipda Anumerta.
Kehilangan Bripka Cecep turut dirasakan oleh jajaran Polres Majalengka. Kasubsi PIDM Humas Polres Majalengka, Ipda Riyana membenarkan Bripka Cecep merupakan warga asli Majalengka yang selama ini mengabdi di Polres Garut.
"Benar, almarhum adalah putra asli Majalengka yang bertugas di Polres Garut. Kami merasa sangat kehilangan," ujar Riyana, Senin (21/7/2025).
Di rumah duka, suasana haru begitu terasa. Ratusan pelayat berdatangan, termasuk jajaran Polres Majalengka.
Kapolres Majalengka, AKBP Willy Andrian melalui Kapolsek Majalengka Kota, IPTU Piki Krismanto, hadir langsung dalam takziah.
"Kami kehilangan seorang sahabat, rekan kerja, dan Bhayangkara sejati. Almarhum Bripka Cecep adalah sosok yang berdedikasi, tenang, dan selalu mengedepankan kemanusiaan dalam tugasnya. Hari ini bukan hanya keluarga yang berduka, kami semua turut kehilangan," kata Willy.
Ia menambahkan, kepergian Bripka Cecep menjadi pengingat bagi seluruh anggota bahwa setiap tugas, sekecil apa pun, adalah bentuk pengabdian yang bermakna.
Dalam insiden di Pendopo Garut itu, tiga orang meninggal dunia akibat desakan massa.
Selain Bripka Cecep, korban lainnya adalah Vania Aprilia (8), warga Kelurahan Sukamentri, Garut Kota, dan Dewi Jubaedah (61), warga ber-KTP Jakarta Utara.