Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON– Duka mendalam masih menyelimuti keluarga Sarwa, korban longsor Gunung Kuda di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.
Sang istri, Umi, berjuang tegar menghadapi kenyataan sambil menjaga kondisi psikologis dua anaknya yang masih kecil, terutama si bungsu yang baru berusia 3 tahun.
"Ya anak saya suka nanya, 'Ayah kerja gak pulang-pulang, Mah,'" ujar Umi saat ditemui saat program trauma healing yang digelar Polresta Cirebon, baru-baru ini.Â
Dengan suara pelan, Umi menjawab sebisanya agar si kecil tak larut dalam kesedihan.
Baca juga: Disdik Majalengka Terapkan Jam Malam Pelajar, Akan Bangun Sistem Pengawasan Ketat hingga Level RT-RW
"Ya gitu saja, saya jawab 'Ayahnya lagi kerja, ayahnya tidurnya di sana, Dek'," ucapnya, sembari menahan air mata.
Anak bungsunya masih sering mencari-cari sosok ayahnya.
Ketika bangun tidur, ia akan masuk ke kamar yang dulu ditempati sang ayah.
"Pas ke kamar ayahnya nggak ada, balik lagi ke saya. Bangun lagi, ke kamar lagi, nyariin ayahnya lagi," jelas dia, lirih.
Berbeda dengan anak sulungnya yang sudah berusia delapan tahun dan duduk di bangku kelas III SD.
Menurut Umi, si sulung sudah memahami kondisi kehilangan ayahnya.
"Kalau anak yang kelas III ini sudah paham, ayahnya enggak ada ya sudah," katanya.
Meski begitu, Umi tak bisa sepenuhnya menyembunyikan kesedihan dari anak-anaknya.
Kadang kala, saat ia tak kuasa menahan tangis, si kecil hanya bisa menunjuk ke arah kamar.
Baca juga: Pemkab Majalengka All Out Bantu Evakuasi Longsor Gunung Kuda, Ini Kata Kepala BPBD
"Kalau lihat mamahnya nangis, ikut sedih. Cuma bilang ke neneknya, 'Itu Mimi, mamah lagi nangis di kamar ayah'," ujarnya, menirukan ucapan anaknya.