Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - BPBD Kabupaten Majalengka dipastikan tetap memantau kondisi ruas jalan penghubung Kecamatan Talaga - Kecamatan Malausma yang tertutup longsor.
Plt Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Majalengka, Rachmat Kartono, mengatakan, pemantauan itu dilakukan secara berkala setiap harinya sejak longsor yang terjadi pada Rabu (5/3/2025) lalu.
Menurut dia, pemantauan tersebut untuk memetakan langkah penanganan yang lebih komprehensif, karena hingga kini material longsor dari tebing setinggi 75 meter yang menutup ruas jalan tersebut belum dibersihkan.
Baca juga: Bupati Majalengka Instruksikan Pengerasan Jalan Alternatif Talaga - Malausma yang Tertutup Longsor
"Kami menyiapkan beberapa petugas untuk memantau kondisi longsor tersebut," ujar Rachmat Kartono saat ditemui di BPBD Kabupaten Majalengka, Jalan Gerakan Koperasi, Kecamatan/Kabupaten Majalengka, Selasa (11/3/2025).
Ia mengatakan, penanganan dampak longsor si wilayah Desa Margamukti, Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka, itu, harus ditunda, karena kontur tanah di sekitarnya belum stabil, dan berpotensi terjadi longsor susulan.
Selain itu, berdasarkan prediksi BMKG potensi curah hujan di wilayah Kabupaten Majalengka, khususnya di Kecamatan Talaga, dan sekitarnya, termasuk kategori tinggi yang mencapai 400 mm - 500 mm.
"Jadi, penanganan dampak longsornya harus ditunda, karena kawasan tersebut masih berpotensi terjadi longsor susulan," kata Rachmat Kartono.
Baca juga: Akses Jalan Talaga - Malausma Majalengka Tertutup Longsor, Bupati Angkat Bicara Soal Penanganan
Ia menyampaikan, dari hasil pemantauan areal sekitar juga didapat fakta bahwa terdapat cukup banyak genangan air pada bagian atas bukit yang sempat longsor, sehingga rawan longsor susulan.
Rachmat mengakui, BPBD Kabupaten Majalengka pun telah meminta pemerintah kecamatan dan desa setempat untuk mengimbau warga sekitar untuk tidak melewati ruas jalan itu sejak awal pekan lalu.
Pasalnya, pada Senin (3/3/2025) sempat terjadi longsor di ruas jalan tersebut, dan berdasarkan hasil asesmen berpotensi bakal longsor susulan, sehingga arus kendaraan dialihkan melalui jalur alternatif.
"Hingga kini, ruas jalan tersebut masih rawan longsor, dan Pemkab Majalengka juga mengupayakan pengerasan jalur alternatif untuk memastikan kelancaran aktivitas warga," ujar Rachmat Kartono.