Ketua PCNU Kabupaten Cirebon, KH Aziz Hakim Syaerozie menegaskan, bahwa MLB tersebut tidak mendapat restu dari para sesepuh pesantren besar di wilayah Cirebon, seperti Pesantren Babakan, Kempek, Buntet dan Gedongan.
“Tidak ada restu dari para kiai terkait kegiatan ini."
"Jika ada yang hadir, itu atas nama pribadi, bukan institusi pesantren,” ujar KH Aziz dalam konferensi pers, Rabu (11/9/2024).
Penolakan juga datang dari GP Ansor Kabupaten Cirebon.
Ketua GP Ansor, Ibnu Ubaidillah, menyatakan bahwa pihaknya siap membubarkan acara MLB NU jika tetap digelar di Cirebon.
"Kami, Ansor, Banser dan Pagar Nusa sudah sepakat."
"Jika MLB tetap digelar, kami akan membubarkannya,” tegasnya dalam konferensi pers, Jumat (13/9/2024).
Ibnu menilai bahwa MLB NU hanya akan menggoyahkan stabilitas organisasi yang sudah terbangun solid di bawah kepemimpinan KH Yahya Cholil Staquf.
Di tengah kontroversi ini, puluhan kiai dan ulama dari berbagai daerah telah menggelar Konsolidasi Nasional Presidium MLB NU di Kabupaten Cirebon pada 8-9 September 2024.
Konsolidasi ini bertujuan untuk memperkuat gerakan MLB yang menuding PBNU melanggar ‘Khittah Nahdliyyah’ dan lebih mementingkan kepentingan korporasi.
“Konsolidasi ini dilakukan atas dasar ‘Amanat Bangkalan’ yang disepakati Agustus 2024 dan telah mendapatkan dukungan dari berbagai pesantren serta pengurus NU di seluruh Indonesia,” ujar Ketua OC Presidium MLB NU, KH Imam Baihaqi.
Baca juga: Ternyata Ini Alasan Panitia MLB NU di Cirebon Mantap Gelar Muktamar Meski Dihadang Penolakan