Laporan Kontributor Kuningan Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Aksi unjuk rasa di Kantor DPRD Kuningan yang berlangsung, Sabtu (24/8/2024) sontak menimbulkan korban lemparan.
Hal itu terjadi saat para pendemo kalangan mahasiswa Kuningan melakukan pelemparan botol minuman mineral.
Lemparan botol air mineral dengan jumlah banyak itu mengenai kepala Kapolres Kuningan, AKBP Willy Andrian dan Dandim 0615/Kuningan, Letkol Arh Kiki Aji Wiryawan.
"Tolong teman - teman mahasiswa tetap tertib. Dua kali kepala saya kena lemparan botol minuman mineral, tidak apa - apa silakan teman - teman aksi untuk menjaga ketertiban ya," ungkap Willy Andrian di tengah kegiatan aksi mahasiswa tadi.
Kapolres Kuningan, AKBP Willy Andrian, menegaskan bahwa aparat tetap bertanggung jawab menjaga keamanan dan ketertiban di lokasi aksi.
Baca juga: Mahasiswa Kena Lemparan Batu Saat Demo di Depan Gedung DPRD Jabar, Bola Matanya Hancur
"Kami tetap berkewajiban menjaga kondusifitas dan keamanan di sini. Silakan perwakilannya saja yang bisa masuk," ujarnya kepada massa mahasiswa.
Terpantau dalam aksi yang membuat jalur kendaraan RE Martadinata - Terminal Kertawangunan ditutup sementara hingga dilakukan pengalihan arus alias rekayasa.
Selain itu, diketahui ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kabupaten Kuningan menggelar aksi protes di depan Gedung DPRD Kuningan.
Aksi mereka merupakan bentuk pengawalan terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 60 dan 70 tahun 2024 terkait aturan Pilkada Serentak.
Aksi yang berlangsung panas ini sempat membuat barikade keamanan di gerbang DPRD Kuningan jebol sebanyak tiga kali, saat mahasiswa yang marah berusaha menerobos masuk untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Para mahasiswa tersebut berangkat dari titik kumpul di Kampus 1 Universitas Kuningan pada pukul 10:00 WIB, kemudian melakukan long march menuju Gedung DPRD Kuningan diiringi dengan orasi sepanjang jalan.
Setibanya di depan Gedung DPRD Kuningan, massa aksi yang ingin masuk ke halaman gedung mendapat hadangan dari aparat keamanan yang sudah berjaga.
Salah satu orator, yang merupakan perwakilan mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Kuningan, menegaskan bahwa aksi mereka adalah bagian dari upaya menjaga tegaknya demokrasi di Indonesia.
"Meski kita dituntut untuk kuliah, tapi kita sebagai bagian dari komponen masyarakat ikut peduli pada kondisi demokrasi di Indonesia ini. Satu kata, kita akan lawan setiap upaya yang merongrong tegaknya demokrasi di negeri ini," serunya, diikuti dengan teriakan jargon “Lawan Rezim Tirani” dari massa yang lain.