Monyet yang Kerap Muncul di Desa Tuk Cirebon Diduga Serang Hewan Ternak Warga, di Antaranya Mati

Penulis: Eki Yulianto
Editor: dedy herdiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan layar seekor monyet yang muncul di atas atap Masjid Balai Desa Tuk, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon yang berhasil terekam kamera amatir warga.

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Sejak empat bulan terakhir, warga Desa Tuk, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, digegerkan oleh keberadaan seekor monyet yang disinyalir telah menyerang sejumlah hewan ternak di sekitar mereka.

Masyarakat setempat menggambarkan monyet tersebut sebagai musuh bersama, menyebabkan kerugian bagi pemilik hewan ternak seperti ayam yang mati diduga dimangsa oleh hewan tersebut.

Baca juga: Monyet Isap Darah Ternak Bikin Resah Warga, Pemdes di Cirebon Ini Langsung Gelar Sayembara

Kaur Tata Usaha dan Umum Desa Tuk, Delia mengatakan, meskipun telah dilakukan upaya pengejaran, monyet liar tersebut masih berhasil menghindar.

Keberadaan monyet yang terus berpindah-pindah di lingkungan desa semakin memperumit situasi.

"Akibat munculnya monyet, informasi dari laporan warga, ada hewan ternak mereka seperti ayam yang mati diduga dimangsa sama monyet," ujar Delia saat diwawancarai di balai desa setempat, Selasa (19/3/2024).

Menariknya, kehadiran monyet ini merupakan hal baru bagi warga desa, tanpa jejak kepemilikan dari penduduk setempat.

Asal usul dan cara monyet tersebut tiba di Desa Tuk masih menjadi misteri.

Namun, yang pasti, dampaknya sangat merugikan.

Hampir setiap hari, hewan ternak seperti ayam menjadi korban, dengan luka yang parah bahkan hingga kematian.

"Kadang tuh matinya ayam ternak warga badan ayamnya masih ada, tali habis darahnya," ucapnya.

Warga mencatat, bahwa seringkali ayam yang menjadi korban ditemukan dengan luka mengenaskan di leher, menyiratkan bahwa monyet tersebut mengisap darah hewan ternak.

Meskipun beberapa hewan ternak berhasil diselamatkan, banyak yang terpaksa dikorbankan karena luka terlalu parah.

"Bangkai hewan yang mati dibiarkan begitu saja setelah digerogoti monyet," jelas dia.

Saat ini, upaya untuk menangkap monyet tersebut telah melibatkan pihak Damkar, tetapi belum membuahkan hasil.

Meskipun belum ada laporan tentang serangan langsung terhadap warga, keberadaan monyet tersebut semakin mengganggu dan meresahkan.

"Kami kan baru tahu kalau monyet ngabisin darah, sempat gak percaya gitu, kalau kata warga benar gitu," katanya.

Penelusuran daring juga mengungkap peristiwa serupa di berbagai daerah, termasuk di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Tiworo Tengah, Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara, pada bulan Agustus 2020.

Dalam kesimpulan, meskipun monyet sering dikaitkan dengan konsumsi pisang dan tumbuhan, hewan ini sebenarnya omnivora, yang juga memakan telur dan daging.

Masyarakat di Desa Tuk tetap waspada akan ancaman yang dibawa oleh hewan tersebut. 

Sebelumnya, sayembara tak biasa dibuat Pemerintah Desa Tuk, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon.

Di mana, mereka menyiapkan hadiah berupa uang bagi warga yang berhasil menangkap seekor monyet.

Hal itu dilakukan karena dalam empat bulan terakhir, monyet liar tersebut mengganggu ketenangan warga, khususnya yang memiliki hewan ternak.

Agar banyak warga yang ikut berpartisipasi, pemdes setempat membuat surat edaran ajakan berupa sayembara untuk menangkap monyet yang biasa muncul di genting dan jalanan desa.

Kaur Tata Usaha dan Umum Desa Tuk, Delia menjelaskan, bahwa laporan pertama kali muncul pada November 2023 dan hingga kini masih terjadi.

Namun, kekhawatiran meningkat sejak Februari lalu ketika monyet mulai menyerang ternak warga, bahkan di antaranya sampai mati.

"Bangkai ayam pun ditinggalkan begitu saja setelah diisap darahnya," ujar Delia saat ditemui di balai desa setempat, Selasa (19/3/2024).

Menurutnya, kejadian serupa terjadi di setiap blok di desa tersebut.

Selain serangan terhadap ternak, monyet ini juga disinyalir merusak hasil kebun warga, menimbulkan kerugian yang signifikan.

Meskipun telah dilaporkan dan ditindaklanjuti oleh Damkar berulang kali, upaya untuk menangkap monyet tersebut belum membuahkan hasil.

"Munculnya juga tidak menentu, kadang siang hari, sore bahkan malam hari."

"Munculnya juga tidak hanya di atas genting, kadang di jalan juga lewat," ucapnya.

Dalam respons terhadap situasi ini, pemerintah desa telah menginisiasi sayembara bagi warga yang berhasil menangkap monyet tersebut.

Hadiahnya, berupa uang tunai sebesar Rp 500 ribu, akan diberikan langsung oleh Kepala Desa.

"Bahkan, beberapa warga juga bakal turut menyumbangkan dana untuk mendukung upaya penangkapan monyet tersebut," jelas dia.

Baca juga: Geger Gerombolan Monyet Turun Gunung, Serbu Pemukiman Warga di Kota Bandung

 

Berita Terkini