Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Menu ramen di T'samie Noodle Bar, Desa Rajagaluh Kidul, Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka, diklaim tidak menggunakan penyedap rasa.
Pemilik T'samie Noodle Bar, Dendi Nurdian, mengatakan, menu-menu di kedai ramen yang beroperasi sejak September 2020 tersebut hanya mengandalkan rempah-rempah.
Bahkan, menurut dia, saking banyaknya rempah-rempah yang digunakan sehingga membuatnya tak perlu lagi menambahkan garam maupun penyedap rasa lainnya.
"Kami memastikan, menu buatan kami tidak menggunakan penyedap rasa apapun atau garam, dan hanya memakai rempah-rempah yang cita rasanya sangat kaya," kata Dendi Nurdian saat ditemui di T'samie Noodle Bar, Sabtu (20/1/2024).
Baca juga: Mencicipi Lezatnya Aneka Ramen di Tsamie Noodle Bar Majalengka, Rasanya Autentik Seperti di Jepang
Ia mengatakan, bahan-bahan alami juga digunakan dalam setiap pengolahan bahan baku ramen di T'samie Noodle Bar, termasuk sayurannya yang dipanen dari lahan hidroponik.
Karenanya, perpaduan bahan semacam itu tampaknya menghasilkan cita rasa otentik ramen yang disajikan T'samie Noodle Bar, sehingga seperti tidak ada duanya.
Bahkan, keotentikan ramen yang disajikan kedai yang berjarak kira-kira 16 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Majalengka tersebut diburu penikmat kuliner dari luar daerah.
Terutama saat akhir pekan, karena dari ratusan pengunjung yang datang ketika weekend hampir separuhnya berasal dari daerah sekitar Majalengka, di antaranya, Cirebon, Indramayu, dan Kuningan.
Saat akhir pekan, para pengunjung harus rela mengantre hingga lebih dari satu jam untuk menyantap kelezatan T'samie Noodle Bar dari berbahai daerah.
"Saat akhir pekan, kami sudah tidak menerima reservasi, karena alhamdulillah pengjungnya sampai mengantre, bahkan hingga mencapai1,5 jam," ujar Dendi Nurdian.
Dendi menyampaikan, saat awal dibuka pada 2020 lalu T'samie Noodle Bar hanya berkapasitas 20 pengunjung, karena bentuk kedainya kecil.
Namun, sejak memasuki usia kedua pihaknya berupaya menambah kapasitas pengunjung, dan saat ini diperkirakan mampu menampung hingga sekitar 100 orang.
Areal tempat duduk pengunjung tampak tidak hanya tersedia di bagian dalam yang dapurnya berkonsep open kitchen, tetapi disediakan di areal outdoor hingga lantai dua.
"Kami selalu berusaha maksimal untuk menjaga kualitas rasanya sejak pertama dibuka, bahkan kami juga memiliki SOP untuk platingnya harus sama di tiap menu," kata Dendi Nurdian.
Sementara salah seorang pengunjung, Novrila Pangesti (28), mengaku hampir setiap pekannya menyempatkan waktu berkunjung sekadar menyantap ramen di T'samie Noodle Bar.
Padahal, warga Kelurahan Kaliwadas, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, itu, harus menempuh jarak sejauh 17 kilometer dari rumahnya untuk berkunjung ke T'samie Noodle Bar.
Namun, lelah perjalanan yang ditempuh selama 30 menit tersebut terbayar lunas ketika ia dan sepupunya menyantap seporsi Curry Ramen dengan topping daging ayam yang menjadi favoritnya.
Bahkan, terkadang perjuangan untuk memanjakan lidah di kedai yang disebutnya sebagai hidden gem itu harus disertai waiting list selama 30 menit hingga satu jam.
"Saya kalau ke sini biasanya akhir pekan, jadi ramai pengunjungnya, dan harus menunggu, waiting list, tapi tidak masalah karena tempatnya lucu, serta rasanya juga otentik," ujar Novrila Pangesti.