Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG- Warga Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citeureup Kabupaten Bandung, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Yani Maryani (49) hampir menjadi korban beserta keluarganya, saat terjadi banjir bandang.
Yani yang membuka warung di rumahnya, terjebak di dalam rumah, saat air yang datang dengan tiba-tiba dengan arus deras, menghantam bagian depan rumahnya.
Etalase, kulkas, dan barang- barang di rumah Yani, langsung berhamburan, saat itu ia berada di ruang tengah rumahnya. Air semakin tinggi, ia pun menggendong anaknya yang masih berusia sembilan tahun, Evira di pundaknya dan Anaknya yang bessar Tiara (21) ada disampingnya.
Sedangkan suaminya, Itan Suhendar (43) berada di bagian depan rumahnya menahan etalase yang terjungkal, akibat terbawa arus air.
Saat air semakin tinggi, hingga sampai dada, Yani mengaku sudah tak mendengar suara dari luar rumah walau kata orang banyak yang berteriak takbir dan sebagainya.
"Saya saat itu sudah gelap, bingung dalam hati saya kalau selamat, selamat semua, kalau tak selamat tak selamat semua, " kata Yani, saat ditemui di rumahnya, Senin (15/1/2024).
Sebab menurut Yani, ia dan keluarganya sulit untuk ke luar rumah, pintu dan warung berada depan, untuk keluar rumah harus melawan arus.
"Jangankan saya, kayu gelondongan saja dan batu terbawa arus apalagi mausia, " kata Yani.
Sebab memang rumah Yani, tak jauh dari tanggul Sungai Cigede jebol yang mengakibatkan banjir bandang tersebut, jaraknya hanyabsekitar 15 meter, tak terhalang rumah lainnya.
Yani mengaku, dirinya sudah bingung mau ke mana saat itu, tiba- tiba dinding rumahnya sebelah kanan ini ambruk.
"Jadi kami bisa menyelamatkan diri melewati, dinding yang ambruk ini, " kata dia.
Suami Yani, Itan, mengaku, saat itu rumahnya telah bergetar, dan takut ambruk seperti dinding rumahnya sebelah kanan.
"Jadi saya memberanikan diri untuk keluar ke rumah tetangga, meskipun air masih deras, kayu, batu kirmir, hingga motor saja saat itu terbawa arus, " katanya.
Itan mengatakan, awalnya mengevakuasi anaknya ke rumah tetangganya yang dua tingkat, berada di belakang samping kanan rumahnya.