Sementara, sudah sejak tahun 1970-an lah, kedua jalur itu sudah dinonaktifkan.
"Kalau yang tercatat di kami itu berdiri pada 1912, yang Karangampel 1925, lalu mulai tahun 1970-an semua itu dinonaktifkan."
"Nah mungkin set yang akan teridentifikasi tidak lagi semua utuh, bisa jadi hanya tanah atau mungkin sudah ada bangunan di atasnya, termasuk juga aset-aset di trek tersebut."
"Jadi memang dua perlintasan kereta api ini yang sudah tidak beroperasi sejak tahun 1970-an," ucapnya.
Ke depan, Dicky berharap, napak tilas menjadi 'setrum' bagi pemerintah untuk bisa kembali merevitalisasi jalur tersebut sehingga bisa menjadi mobilisasi penumpang di masa yang akan datang.
Hal itu, menurutnya, mungkin saja terjadi sehingga berpotensi menjadi angkutan massal di kemudian hari.
"Jadi kalau sejarahnya, berdirinya atau dibangunnya trek ke Indramayu itu menurut sejarah angkutan hasil bumi perkebunan (tebu, buah-buahan) waktu itu."
"Lalu ada masa krisis, sehingga bisnis perkebunan tidak berjalan baik lalu dua lintas itu terpaksa dinonaktifkan."
"Sekali kagi, kegiatan napak tilas ini untuk menggali kembali riwayat sejarah jalur ini dan mendokumentasikan aset peninggalan bersejarah yang masih tersisa serta untuk kepentingan pengamanan aset," jelas dia.