Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- PT KAI Daop 3 Cirebon menggelar napak tilas terhadap jalur kereta api nonaktif yang ada di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Kegiatan napak tilas menjadi cara Daop 3 Cirebon menjaga aset perkeretaapian yang pernah berjaya di masanya.
Dikabarkan ada dua jalur kereta api yang berada di wilayah Indramayu, yaitu jalur kereta api Indramayu-Jatibarang dan Jatibarang-Karangampel.
Perjalanan napak tilas diawali dari Stasiun Cirebon menuju Stasiun Jatibarang pada Rabu (15/11/2023) pagi.
Baca juga: KAI Daop 3 Cirebon dan IRPS Kembali Hadirkan Livery Lokomotif era 1953-1991, Ini Sejarahnya
Selain diikuti langsung oleh Vice President KAI Daop 3 Cirebon, Dicky Eka Priandana, kegiatan itu juga melibatkan unsur pemerintah daerah dan komunitas pecinta kereta api.
Selain nantinya menapaki jejak trek rel kereta api, Daop 3 Cirebon juga menjumpai bekas Stasiun Lohbener dan Stasiun Indramayu, serta melihat bekas halte Karangampel.
Vice President KAI Daop 3 Cirebon, Dicky Eka Priandana mengungkapkan bahwa napak tilas ini memiliki tujuan untuk mengelola aset yang ada di wilayahnya agar tetap dikenang.
Sebab walau bagaimanapun, wilayah Indramayu sesuai catatan sejarah memiliki jalur kereta api yang dimanfaatkan masyarakat sekitar dalam menjalankan roda perekonomian.
"Jadi kegiatannya hari ini temanya napak tilas, kita ingin tahu lagi sekaligus menginisiasi untuk pengelolaan aset yang ada di PT KAI secara keseluruhan dan di Daop 3 juga."
"Napak tilas ini kita menyusuri lagi trek-trek yang pernah ada di wilayah Daop 3, di mana Indramayu Karangampel termasuk wilayah kita."
"Kemudian di trek itu pasti ada airways, ada aset yang lain, sehingga mudah-mudahan napak tilas ini bisa teridentifikasi sesuai dengan data yang kami miliki soal pengelolaan aset," ujar Dicky, Rabu (15/11/2023).
Baca juga: KAI Daop 3 Cirebon Tertibkan Dua Rumah Perusahaan yang Disalahgunakan
Pihaknya mengaku sengaja mengajak para komunitas pecinta kereta api dalam melangsungkan kegiatan napak tilas ini.
Dicky menyebut, pihaknya ingin mengenalkan bahwasanya jalur kereta api pernah ada melintas di wilayah Indramayu, khususnya Jatibarang-Indramayu dan Jatibarang-Karangampel.
Sementara, sudah sejak tahun 1970-an lah, kedua jalur itu sudah dinonaktifkan.
"Kalau yang tercatat di kami itu berdiri pada 1912, yang Karangampel 1925, lalu mulai tahun 1970-an semua itu dinonaktifkan."
"Nah mungkin set yang akan teridentifikasi tidak lagi semua utuh, bisa jadi hanya tanah atau mungkin sudah ada bangunan di atasnya, termasuk juga aset-aset di trek tersebut."
"Jadi memang dua perlintasan kereta api ini yang sudah tidak beroperasi sejak tahun 1970-an," ucapnya.
Ke depan, Dicky berharap, napak tilas menjadi 'setrum' bagi pemerintah untuk bisa kembali merevitalisasi jalur tersebut sehingga bisa menjadi mobilisasi penumpang di masa yang akan datang.
Hal itu, menurutnya, mungkin saja terjadi sehingga berpotensi menjadi angkutan massal di kemudian hari.
"Jadi kalau sejarahnya, berdirinya atau dibangunnya trek ke Indramayu itu menurut sejarah angkutan hasil bumi perkebunan (tebu, buah-buahan) waktu itu."
"Lalu ada masa krisis, sehingga bisnis perkebunan tidak berjalan baik lalu dua lintas itu terpaksa dinonaktifkan."
"Sekali kagi, kegiatan napak tilas ini untuk menggali kembali riwayat sejarah jalur ini dan mendokumentasikan aset peninggalan bersejarah yang masih tersisa serta untuk kepentingan pengamanan aset," jelas dia.