Saat dua senior mereka tumbang, Fikri/Bagas mempertahankan asa dengan menghentikan sensasi wakil Denmark, Rasmus Kjaer/Frederik Sogaard.
Mencegah lawan memainkan ritme menjadi kunci kemenangan Fikri/Bagas.
"Pasangan Denmark tadi bermain cepat," terang Fikri dalam keterangan resmi dari Tim Humas dan Media PBSI.
"Kami menonton mereka mengalahkan Liang Wei Keng/Wang Chang (unggulan dua dari China) kemarin."
"Jadi itu yang coba diredam, bagaimana agar tidak bermain dengan tempo yang mereka inginkan," imbuhnya.
Sayangnya, raihan serupa tidak dapat diraih empat wakil Indonesia lain yang bertanding pada hari yang sama.
Tunggal putra lainnya, Anthony Sinisuka Ginting, dipaksa menyerah oleh Li Shi Feng (China) yang tahun ini memenangi All England dan Asian Games.
Merasa kurang sabar, Ginting dikalahkan permainan efisien Li Shi Feng yang menunggunya membuat kesalahan sendiri sebelum keluar menyerang.
Terlepas dari kekalahan, Ginting tetap puas dengan performanya.
"Dari kemarin di Denmark saya bisa jaga fokus, meskipun belum sempurna tapi setidaknya sudah bisa untuk tidak mudah panik, tegang dan sebagainya," ujar Ginting.
"Ke depannya pasti akan ada evaluasi lagi, masih ada yang perlu diperbaiki seperti fisik juga semua aspek. Semoga di sisa waktu sebelum ke turnamen selanjutnya, bisa lebih dimantapkan."
Sementara kans terjaganya satu sektor lain di semifinal kandas setelah ganda campuran, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati, tumbang.
Rehan/Lisa dihentikan unggulan kedelapan, Jiang Zhen Bang/Wei Ya Xin (China). Kegagalan memaksimalkan gim pertama yang ramai disesali keduanya.
"Kami merasa kami kalah di fokusnya, mereka sangat fokus dan kami masih hilang-hilang. Kualitas bola no lob mereka juga sangat baik," aku Rehan.
"Di gim pertama mereka masih meraba-raba permainan kami, itu membuat pertandingan jadi ramai. Sayang memang kami tidak bisa mengambil dulu tadi."