TRIBUNCIREBON.COM, SUMEDANG - Sejumlah kendaraan besar kembali menggunakan jalan arteri Bandung-Sumedang-Cirebon, menyusul pemberlakuan tarif Tol Cisumdawu secara penuh, Senin (14/8/2023).
Sejak kemarin, tarif Seksi 4-6 Tol Cisumdawu yang menghubungkan Cimalaka-Dawuan atau Ujungjaya Utama mulai berbayar.
Adapun tiga seksi lainnya, Seksi 1-3 dari Cileunyi hingga Cimalaka sudah lebih dahulu memberlakukannya.
Banyaknya kendaraan besar yang kembali menggunakan jalan arteri, membuat Jalan Cadas Pangeran kembali ramai dari kedua arah. Meski demikian, tak terjadi kemacetan.
Rusmono (40), pengemudi truk tronton asal Brebes mengaku lebih memilih jalur arteri Sumedang ketimbang jalan Tol Cisumdawu.
Alasannya, tarif tol tersebut dinilai mahal.
"Mahal, makanya lewat sini (Cadas Pangeran). Bila beban biaya tol besar, pendapatan pun tipis," kata Rusmono saat ditemui Tribun Jabar di kawasan Sumedang Selatan.
Hal senada dikatakan Ahmad Muhsin (43), pengemudi truk yang melintas ke kawasan Sumedang Selatan.
Menurutnya, daripada dipakai untuk bayar tol, uang lebih baik dipakai untuk membeli makan selama perjalanan yang dia tempuh.
"Mahal ya, mending buat beli makan," katanya.
Penetapan tarif di semua seksi di Tol Cisumdawu diberlakukan sebulan setelah Presiden RI Joko Widodo meresmikannya, Juli lalu.
"Paseh sudah selesai, gerbang tol paling bagus. Sudah bisa dipakai, alat tol juga clear, jalan tol beres, SK sudah turun. Kita operasikan," kata Direktur Teknik PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT), Bagus Medi kepada Tribun Jabar, kemarin.
Namun, dari selesainya semua konstruksi dan kelengkapan pengoperasian Tol Cisumdawu, ada yang belum tuntas. Rest Area baru delapan persen.
"Tinggal rest area, ini baru delapan persen saja ya. Masih kita push terus," katanya.
Kendala yang dihadapi adalah kontur tanah di Tol Cisumdawu merupakan daerah-daerah rawan. Sehingga saat membangun rest area, harus betul-betul pada lokasi yang aman.