Mensos Risma Minta Kasus Oknum Guru Cabuli 11 Muridnya di Cirebon Diusut Tuntas

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mensos RI, Tri Rismaharini, saat ditemui usai menemui para korban pencabulan di Himalayan Cafe, Jalan Sultan Ageng Tirtayasa, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Senin (20/3/2023)

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi


TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Menteri Sosial (Mensos) RI, Tri Rismaharini, meminta kasus oknum guru madrasah di Kabupaten Cirebon yang berinisial S (52) yang terbukti mencabuli 11 muridnya diusut tuntas.


Pihaknya juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama memberikan perlindungan dan dukungan kepada para korban berikut orang tuanya.


Menurut dia, dukungan semacam itu sangat diperlukan, khususnya dari tokoh masyarakat setempat, karena para korban yang rata-rata berusia sembilan tahun hingga 12 tahun itu pun mengalami trauma.

Baca juga: Mensos Risma Temui 11 Korban Oknum Guru Cabul di Cirebon, Pastikan Beri Trauma Healing


"Kami berharap, kasus atau penegakan hukumnya tetap berlanjut, dan diusut tuntas," ujar Tri Rismaharini saat ditemui usai menemui para korban di Himalayan Cafe, Jalan Sultan Ageng Tirtayasa, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Senin (20/3/2023).


Ia mengatakan, proses pemulihan para korban membutuhkan peran serta semua pihak, sehingga mereka dapat bergaul kembali dengan teman-temannya.

Mensos RI, Tri Rismaharini, saat ditemui usai menemui para korban pencabulan di Himalayan Cafe, Jalan Sultan Ageng Tirtayasa, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Senin (20/3/2023) (Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi)


Selain itu, pihaknya memastikan bakal memberikan trauma healing kepada 11 korban aksi bejat S, karena saat ini mereka enggan berangkat ke madrasah.


Risma mengakui, kedatangannya ke Cirebon juga untuk mengecek langsung kondisi para korban setelah mengetahui aksi pencabulan S dari pemberitaan di media massa.

Baca juga: Pengakuan Guru Ngaji Asal Kabupaten Cirebon Cabuli 11 Muridnya, Gemas Lihat Anak Perempuan


"Yang terpenting saat ini adalah memberikan pendampingan kepada para korban agar trauma yang dialaminya hilang," kata Tri Rismaharini.


Diberitakan sebelumnya, Kapolres Cirebon Kota, AKBP Ariek Indra Sentanu, menyampaikan, perbuatan bejat itu dilakukan tersangka berulang kali kepada 11 korban yang seluruhnya berjenis kelamin perempuan.


Adapun modus S dalam melakukan aksinya ialah mengajak korban berduaan di salah satu ruangan madrasah saat guru-guru lainnya mengajar para murid di kelas.


"Saat berduaan dengan muridnya di salah satu ruangan tersebut, kemudian tersangka melancarkan aksinya," kata Ariek Indra Sentanu.

Berita Terkini