Menurutnya guguran abu vulkanik tidak sampai ke jalur perlintasan kereta api di wilayah Daop 6.
"Perjalanan normal. Debu hasil erupsi merapi tidak sampai ke jalur KA yang ada di wilayah Daop 6, sehingga masinis juga tidak terganggu jarak pandangnya," ungkapnya.
Ia menambahkan petugas terus siaga untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi dan tetap memastikan kelancaran perjalanan KA.
"KAI tetap mewaspadai segala kemungkinan dengan terus berkoordinasi dan memantau perkembangan dari BMKG serta stakeholder terkait lainnya," tandasnya.
Baca juga: Merapi Kembali Erupsi Luncurkan 5 Kali Awan Panas Hingga Kamis Dini Hari, Hujan Abu di Magelang
Update Erupsi Gunung Merapi, Awan Panas Masih Muncul Hingga Hari Ini
Hingga pagi ini, Minggu (12/3/2023), awan panas masih terjjadi di Gunung Merapi.
Awan panas itu efek dari erupsi Gunung Merapi pada siang kemarin.
Kepala BPBD Sleman, Makwan, mengatakan, adanya awan panas itu menandakan aktivitas Gunung Merapi masih tinggi.
Gunung Merapi telah mengalami erupsi pada Sabtu kemarin, dan terus mengeluarkan awan panas.
Makwan mengungkapkan awan panas guguran di Minggu pagi ini meluncur sejauh 2.000 meter ke arah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
“Angin masih ke barat daya, sehingga dampak abu tidak ke Sleman,” kata Makwan di Program Sapa Pagi Kompas TV, Minggu (12/3/2023).
Ia mengatakan zona bahaya masih sesuai skenario, yaitu awan panas ke arah Kali Bebeng, Kali Krasak ke arah Magelang.
Selain itu, juga ke arah Kali Gendol Sleman sejauh 5 km.
“Arah bahaya masih mengikuti pola arah luncuran awan panas,” ujarnya.
Makwan pun menegaskan dampak abu vulkanik sagat tergantung pada arah angin, dan bisa mencapai lebih dari 7 km, bahkan hingga 10 sampai 20 km.