TRIBUNCIREBON.COM, CIAMIS – Sepanjang hari Sabtu (5/11), dua mayat ditemukan di Ciamis di lokasi yang berbeda dan waktu berbeda.
Sabtu (5/11) sekitar pukul 01.00 dinihari warga Blok Surupan Dusun Gardu Rt 09 RW 04 Desa Gardujaya Kecamatan Panawangan heboh menyusulkan ditemukannya jasad Karyanto (31) tergantung di dahan pohon duku.
Diduga duda tersebut mengakhiri hidupnya di atas pohon yang berada tidak jauh dari rumahnya tersebut.
Menurut Ida Setiawan (53), warga setempat yang juga petugas Puskesmas Gardu, korban pertama ditemukan oleh orangtua korban.
Baca juga: Habisi Anak Kandungnya Pakai Batu, Ibu di Sragen Ngaku Ikhlas: Mengurangi Beban Tetangga
“Malam itu orang tua korban curiga, anaknya tidak berada di rumah. Setelah di cari-cari ternyata sudah meninggal, tergantung di pohon duku. Ditemukan tadi malam sekitar pukul 01.00,” ujar Ida Setiawan kepada Tribun Sabtu (5/11).
Dinihari itu juga jasad korban diturunkan dari pohon duku, oleh warga dan petugas. Dan kemudian diperiksa oleh petugas medis dari Puskemas Gardu.
“Dimakamkan tadi pagi, di pemakaman umum ,” katanya.
Korban sudah 4 tahun ini pulang kampung, sementara istri dan seorang anaknya tinggal di Bandung. Diduga depresi, korban sering dibawa berobat oleh orangtuanya. Sehari-hari korban juga sering azan di masjid yang berada tidak jauh dari Puskesmas Gardu tersebut.
“Kemarin saya lihat, korban masih ikut Salat Jumat,” ujar Ida.
Sementara itu dari informasi yang diperoleh Tribun, Sabtu (5/11) pagi, Nini Oyom Maryam (73) warga Cibitung Hilir Ciamis ditemukan sudah jadi mayat mengambang di Sungai Cimehmen tak jauh dari lokasi jembatan Cimehmen Cibitung Hilir.
Korban sudah menghilang sejak sehari sebelumnya, diduga korban terpeleset saat berada di sisi Sungai Cimehmen. Sehari-hari kondisi korban memang sudah pikun (andri m dani)
Catatan redaksi:
Jika Anda memiliki tendesi untuk bunuh diri atau membutuhkan layanan konseling atau teman curhat, Anda dapat menghubungi kontak di bawah ini.
Kesehatan jiwa merupakan hal yang sama pentingnya dengan kesehatan tubuh.
Jika semakin parah, disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.