"Anak saya cerita diajak kenalan sama beberapa laki-laki di saat dia pulang setelah berhasil menemukan telepon genggamnya," ucap GSA
"Dia (GSN) bilang kalo sudah dibikin berdosa (diperkosa)," Kata GSA menirukan gaya GSN berbicara.
"Awalnya kenalan terus dipeluk dan ditarik ke atas taman gitu, di atas rumput itulah dia diperlakukan seperti itu," tambahnya.
Menurut pengakuan GSA pelakunya terdiri dari empat orang, satu orang yang melakukan pelecehan dan tiga orang di antaranya menonton.
Tidak hanya itu GSN pun sempat diinapkan di salah satu rumah pelaku.
"Dia dianter pulang pakai motor sama si pelaku sampai di sebuah taman. Dari sana jalan kaki dengan kondisi cuma pakai legging dan jaket sementara pakaian dalam sudah engga ada," Kata GSA.
GSA pun sudah melaporkan kejadian ini kepada Polresta Bogor Kota.
"Sudah olah TKP, ditemukan celana dalam anak saya. Barang buktinya sudah ada," Katanya.
Diketahui bahwa GSN ini merupakan penyandang disabilitas Tuna Daksa.
"Anak memiliki keterlambatan respon, jadi memiliki keterlambatan belajar gitu," ungkap GSA.
Kejadian ini tentu saja jadi pelajaran bagi kita semua. Khususnya bagi para orangtua agar sengaja melindungi anaknya.
Ketat melakukan pendampingan pada anak yang dalam masa pertumbuhan remaja. Sebab, pelaku kejahtan bisa ada dimana saja. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com