Tahun 1972 - 1974 Pemerintah Daerah Kota Cirebon memperbaiki serambi depan.
Pada tahun 1975-1976 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan pemugaran bangunan inti, yang dilanjutkan pada tahun 1976 - 1978 memugar tiang soko guru, tempat wudlu, peturasan, bangunan tengah, samping kiri-kanan dan penggantian atap sirap kayu jati.
Purna pugar Masjid Agung Sang Cipta Rasa dilaksanakan pada 23 Februari 1978.
Baca juga: Ini Daftar Aktivitas yang Bisa Dilakukan saat Mengunjungi Keraton Kasepuhan Cirebon
Keunikan Arsitektur Masjid Agung Sang Cipta Rasa
Ciri khas Masjid Agung Sang Cipta Rasa sebagai peninggalan kerajaan Islam terlihat dari atapnya yang berbentuk limas.
Atap limas Masjid Agung Sang Cipta Rasa bersusun tiga dan ukurannya semakin ke atas semakin kecil.
Masjid ini juga di kelilingi tembok sebagai dinding pembatas halaman, tembok tersebut dihiasi dengan hiasan belah ketupat dan motif berbentuk segi enam.
Masjid ini berada dalam lingkungan Keraton Kasepuhan, tepatnya di sebelah barat alun-alun Keraton Kasepuhan.
Halaman Masjid Agung Sang Cipta Rasa dikelilingi kuta kosod berhias pada tubuh dan puncaknya serta bagian atasnya terdapat 20 buah lampu.
Keluar-masuk halaman dapat melalui enam buah pintu yang berbentuk seperti gapura paduraksa.
Pintu gerbang utama terletak di sebelah timur (tengah-tengah).
Gapura mempunyai dua daun pintu dengan hiasan candi laras dan di bawahnya hiasan belah ketupat.
Gapura yang lain berbentuk persegi panjang dengan lengkung.
Secara garis besar, masjid ini terdiri dari dua bagian, yaitu ruang utama dan serambi.
Baca juga: Menengok Tradisi Berebut Air Bekas Ritual Siraman Panjang di Keraton Kasepuhan Cirebon
Ruang Utama