Keraton di Cirebon

Menengok Tradisi Berebut Air Bekas Ritual Siraman Panjang di Keraton Kasepuhan Cirebon

Editor: dedy herdiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah warga saat berebut air bekas ritual Siraman Panjang di Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Senin (4/11/2019).

Dari mulai ember berbagai ukuran, gayung, jeriken, botol air mineral kecil maupun besar, dan lainnya.

Bahkan, beberapa warga terlihat pakaian yang dikenakannya menjadi basah kuyup karena berebut air itu.

Selain itu, warga lainnya tampak mencuci mukanya dahulu sebelum mengambil air menggunakan wadah yang dibawanya.

"Sengaja datang ke sini mau mengambil air bekas cucian benda pusaka dalam ritual Siraman Panjang," kata Saefudin (28) saat ditemui usai berebut air.

Warga Kabupaten Subang itu mengaku sudah berada di Keraton Kasepuhan sejak pukul 04.00 WIB.

Ia sengaja datang jauh-jauh dari rumahnya untuk "ngalap berkah" Siraman Panjang.

Dalam kesempatan itu, Saefudin pun hanya mendapat air setengah jeriken berkapasitas dua liter yang dibawanya dari rumah.

"Ini kaki sampai merah gara-gara rebutan air tadi, terasa perih sedikit, tapi enggak apa-apa yang penting dapat airnya," ujar Saefudin.

Bahkan, Saefudin juga tampak menenggak air yang didapatkannya langsung dari jeriken putih yang dibawanya.

"Segar, airnya adem," kata Saefudin sambil tersenyum.

Sementara Yanti (46) warga Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, mendapatkan air dua ember penuh.

Ia sengaja datang ke Keraton Kasepuhan bersama keluarganya untuk berburu air Siraman Panjang.

"Airnya buat mandi di rumah, bareng sekeluarga juga enggak dipakai sendirian," ujar Yanti.

Sejumlah warga saat berebut air bekas ritual Siraman Panjang di Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Senin (4/11/2019). (Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi)

Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat, mengatakan, fenomena warga berebut air bekas cucian Siraman Panjang terjadi setiap tahunnya.

Menurut dia, alasan warga rela berdesakan untuk mendapatkan air itu karena piring pusaka yang dicuci merupakan peninggalan Wali Sanga.

Pihaknya mengakui banyak warga dari luar Cirebon yang sengaja datang untuk mendapatkan air yang dipercaya mengandung berkah itu.

"Air itu digunakan mencuci piring pusaka yang terdapat kalimat sucinya dan dibacakan doa juga, jadi perantara barokah Wali Sanga," kata Arief Natadiningrat.

(Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi)

Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul Puluhan Warga Berebut Air Bekas Ritual Siraman Panjang Keraton Kasepuhan Cirebon

Berita Terkini