Persibmania

Umuh Muchtar Sebut Almarhum Asep Ahmad Solihin Bobotoh Sejati. Erwin Ramdani Ungkap Begini  

Editor: dedy herdiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komisaris PT. Persib Bandung Bermartabat (PBB), Umuh Muchtar bersama jajaran manajemen bertakziah ke rumah duka dari almarhum Asep Ahmad Solihin (29) salah seorang bobotoh yang tewas dalam insiden membludaknya penonton di Stadion GBLA kemarin, Sabtu (18/9/2022).

Laporan wartawan Tribunjabar.id, Cipta Permana.

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Komisaris PT. Persib Bandung Bermartabat (PBB), Umuh Muchtar bersama jajaran manajemen serta pelatih dan pemain Persib Bandung bertakziah ke rumah duka almarhum Asep Ahmad Solihin (29), Sabtu (18/6/2022).

Almarhum adalah salah seorang bobotoh yang tewas dalam insiden membludaknya penonton di Stadion GBLA, kemarin.

Solihin diketahui merenggang nyawa saat berdesakan di pintu masuk V stadion GBLA, guna menyaksikan laga lanjutan babak penyisihan grup C turnamen Piala Presiden 2022, antara Persib Bandung melawan Persebaya Surabaya.

Umuh Muchtar mengatakan, berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, almarhum memiliki tiket masuk yang ia beli sebelumnya secara daring.

Namun, animo penonton yang sangat tinggi, membuat antrean di pintu masuk stadion menjadi berjubel oleh bobotoh yang saling berdesak-desakan.

Saat kejadian tersebut, Ahmad Solihin bersama rekannya terhimpit dalam desakan antrean bobotoh lainnya, hingga akhirnya tidak mampu menyelamatkannya diri.

"Ini Ahmad Solihin dia bawa tiket resmi untuk nonton, dia Bobotoh sejati. Tapi karena sudah penuh dan memaksakan diri masuk ke dalam (stadion), akhirnya dia terjebak dan terjadilah musibah ini," ujarnya usai bertakziah ke rumah duka di Gang TVRI, Kecamatan Bojongloa Kidul, Sabtu (18/6/2022).

Baca juga: 2 Bobotoh Meninggal, Umuh Muchtar Segera Lakukan Evaluasi untuk Laga Selanjutnya

Menurut keterangan keluarga, lanjutnya, almarhum berangkat dalam kondisi kurang sehat, namun tetap memilih untuk hadir ke Stadion GBLA. 

Selain itu, semasa hidupnya almarhum termasuk sebagai warga yang mampu bersosialisasi dan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, serta anggota karang taruna di lingkungannya.

Umuh menuturkan, kepergian almarhum, bukan hanya memberi duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan, tapi juga bagi para bobotoh dan masyarakat lainnya. 

"Tapi namanya takdir tidak bisa dipungkiri. Keluarga juga menerima dengan keikhlasan karena ditinggal oleh almarhum," ucapnya.

Perwakilan pemain Persib yang hadir ke rumah duka, Erwin Ramdani mengaku, menyempatkan diri untuk hadir bersama rekannya Frets Butuan, pelatih fisik tim, Yaya Sunarya, dan lainnya untuk menyampaikan duka cita mendalam bagi keluarga korban.

Serta, berdoa di makam almarhum yang tidak jauh dari lokasi rumah duka.

"Saya pribadi dari pemain, perwakilan (Persib) mengucapkan belasungkawa yang sebesar-besarnya kepada keluarga yang ditinggalkan, mungkin sudah takdirnya dan siapa yang mau juga kejadian seperti ini, cuman saya harap ini kejadian yang terakhir ya," ujarnya usai bertakziah.

Baca juga: Kapolrestabes Bandung Ungkap Detik-detik 2 Bobotoh Meninggal di GBLA, Korban Sempat Pingsan

Menurutnya, insiden tersebut tak lepas dari tingginya animo penonton yang sudah lama merindukan nonton langsung di dalam stadion, sehingga penonton yang hadir di stadion membludak.

Terlebih, selama dua tahun lebih, penonton tidak boleh hadir ke stadion untuk menyaksikan pertandingan sepakbola. Akibatnya euforia penonton sangat tidak terbendung, apalagi kemarin big match lawan Persebaya.

Meski begitu, Erwin menegaskan bahwa tidak ada hal apapun yang lebih penting daripada nyawa.

Oleh karenanya, dia meminta seluruh bobotoh dan pecinta sepakbola umumnya mengutamakan keselamatan. Dia juga kembali berharap, insiden ini menjadi yang terakhir di Indonesia.

"Tidak ada yang lebih penting dari pada nyawa. Saya harap ini kejadian terakhir baik itu di Bandung ataupun di sepakbola Indonesia, karena sepakbola itu sebenarnya untuk dinikmati dan untuk hiburan. Kita sebagai pemain hanya ingin memberikan yang terbaik, ingin menampilkan penampilan yang terbaik untuk suporternya," ucapnya.

Sementara itu, salah seorang keluarga almarhum, Ade Fahrudin Rozi menjelaskan, pihak keluarga mendapatkan informasi meninggalnya almarhum pada Sabtu dini hari, setelah sebelumnya dibawa ke Rumah Sakit Sartika Asih Bandung.

Setelah mendapatkan kabar, pihak keluarga pun langsung bergegas berangkat ke rumah sakit, untuk mengurus jenazah almarhum.

"Dapat kabar (meninggal) jam 01.00 WIB, katanya di RS Kartika Asih. Keluarga langsung ke sana semua," ujarnya kepada wartawan di rumah duka.

Menurutnya, pihak keluarga mendapatkan kabar meninggalnya almarhum karena terinjak-injak dan tertindih pagar besi akses masuk stadion yang roboh.

"Katanya bilang keinjak-injak, disana kan ada pagar besi kan, katanya pagar itu roboh dan timpa almarhum. Dari badan almarhum juga ada luka bekas keinjak," ucapnya.

Fahrudin juga mengatakan Ahmad Solihin pamit menonton pertandingan Persib Bandung melawan Persebaya Surabaya di Stadion GBLA, bersama salah seorang saudaranya. Keduanya mengalami hal yang sama, namun saudaranya lebih beruntung, karena hanya pingsan dalam kejadian maut tersebut.

"Dia pergi sama saudaranya, tapi saudaranya selamat dan udah pulang kerumahnya, karena hanya sempat pingsan, dan dia (almarhum) meninggal," ujarnya 

Semasa hidupnya almarhum, lanjutnya merupakan bobotoh yang fanatik. Bahkan, setiap pertandingan Persib di Bandung, almarhum selalu menyaksikan langsung ke stadion.

"Dia jadi Bobotoh dari SMP. dan selalu nabung dari sisa upah kerjanya untuk menonton Persib di stadion. Waktu minggu kemarin (Persib lawan Bali United) juga  (menonton)," katanya. (Cipta Permana).


 

Berita Terkini