"Ya aneh saja dengan kematian kerbau di desa kami. Karena saat belum mati itu kerbau terlihat bugar dan sehat seperti biasanya. Kebiasaan ini aneh jika dibandingkan kerbau mati yang sebelumnya merasakan sakit," katanya.
Baca juga: HEBOH 16 Kerbau Mati Mendadak di Kuningan, Dokter Hewan Langsung Datangi Lokasi Lakukan Ini
Sekedar berbagi pengalaman saja, kata dia, bahwa kerbau mati karena sakit itu sebelumnya pasti tidak ada nafsu makan.
Kemudian dari tingkahnya, menjadi malas dan tidak ada gairah makan, dan biasanya kerbau itu tidak lama akan mati.
"Iya, kematian kerbau sekarang dan kematian yang berdasarkan pengalaman saya itu jauh beda. Nih, kalau kerbau mati akibat sakit itu pasti tidak nafsu makan dan akhirnya mati. Nah, kejadian ini tidak menunjukkan tanda kesakitan pada kerbau tapi terjadi mati hingga banyak begini," katanya.
Dengan banyaknya kerbau yang mati, diakui Maman, pasti menimbulkan kerugian besar bagi peternak.
Karena hewan ternak yang dikenal sebagai alat tradisional untuk membajak sawah ini memiliki harga jual cukup tinggi.
"Bicara kerugian dari kematian jelas rugilah, bayangkan saja jika harga jual kerbau kami diukur dari harga daging Rp 100 ribu saja per kilogramnya, berapa kerugian kami rasakan jika bobot kerbau di rata-rata bobot 100 kilogram," katanya.
Dugaan Sementara
Menanggai soal belasan kerbau mati mendadak di Kuningan, Kasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Pemkab Kuningan, dr Rofiq mengatakan bahwa belasan kerbau yang mati itu memiliki banyak faktor penyebab kematian.
Terlebih dengan sejumlah kerbau milik warga itu hidup di alam bebas dan tidak mendapat pelayanan husus dari pemilik alias hanya sebatas pengawasan semata.
"Untuk penyebab kematian kerbau, sementara kami simpulkan bahwa itu dari pakan yang di konsumsi oleh hewan tersebut. Apalagi di musim hujan sekarang, jenis rumput yang di makan kerbau itu memiliki kandungan air besar," kata Kasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Pemkab Kuningan, dr Rofiq saat memberikan keterangan kepada Tribuncirebon.com, Kamis (27/1/2022).
Baca juga: BREAKING NEWS: Belasan Kerbau di Kuningan Mati Mendadak, Warga Geger, Kepala Desa Pun Bingung
Bicara pakan, kata Rofiq itu memang harus mendapat pengawasan dari pemilik. Sehingga hewan ternak ini bisa terhindar dari ancaman kematian akibat rumput yang di jadikan pakan kerbau tersebut.
"Ya untuk pakan yang bagi hewan ternak herbivora. Itu bagusnya kena sinar matahari dulu, karena jika tidak demikian. Rumput itu masih mengandung cairan dan memiliki zat oksigen hingga membuat kembung hewan saat setelah makan rumput tersebut," katanya.
Menduga terhadap rumput sebagai pakan kerbau kurang baik, kata dia menjelaskan, bahwa itu terlihat dari sedikit sampel yang di ambil untuk bahan penelitian. "Tadi melihat sekilas, memang kotoran saat di ambil sebagai sampel itu tidak pada biasanya," ujarnya.
Baca juga: HEBOH 16 Kerbau Mati Mendadak di Kuningan, Dokter Hewan Langsung Datangi Lokasi Lakukan Ini
Terlepas dengan pelayanan tadi, kata Rofiq mengaku bahwa warga desa setempat itu memiliki banyak kerbau yang hidup bebas dalam pengawasan pemilik. "Iya, dari lingkungan tadi. Kerbau yang berada disana itu berada dalam kehidupan bebas di alam dan hanya mendapat pengawasan pemilik saja. Jadi, saat malam hari kerbau di satu titikkan dan paginya kerbau di gembala seperti biasa," katanya.