Virus Corona Mewabah

INILAH Dua Obat yang Diduga Bisa Cepat Sembuhkan Pasien Covid-19, Bikin Pasien Positif Jadi Negatif

Penulis: Fauzie Pradita Abbas
Editor: Fauzie Pradita Abbas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota DPR RI Dedi Mulyadi

"Kembali kami mengingatkan bahwa Ivermectin ini adalah obat keras. Obat keras tentunya akan memberikan efek samping.Apabila digunakan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti dosis atau lama pemberian," tegas Penny.

Baca juga: Invermectin, Obat yang Disebut untuk Terapi Covid-19 Kosong di Beberapa Apotek di Bandung Barat

Untuk itu, BPOM akan menjaga industri farmasi yang memproduksi dan mengedarkan obat Ivermectin ini. Agar bisa diproduksi dan diedarkan sesuai dengan regulasi yang ada.

"Tentu saja BPOM akan selalu menjaga industri farmasi yang memproduksi atau mengedarkan obat Ivermectin ini tentunya harus sesuai dengan ketentuan untuk produksi berdasarkan regulasi yang ada," pungkasnya.

Tapi, IDI Sangat Tidak Merekomendasikan

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tidak merekomendasikan penggunaan Ivermectin untuk jadi obat Covid-19.

"Jadi IDI tidak rekomendasikan penggunaan Ivermectin jadi obat Covid-19 sekarang ini," kata Ketua Satgas Covid-19 IDI, Zubairi Djoerban di Jakarta, Selasa (29/6/2021) dikutip dari Kompas.com

Seperti diketahui, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengizinkan Ivermectin di uji klinik oleh Kemenkes. Adapun uji klinik Ivermectin akan berjalan selama tiga bulan.

"Kalau sudah dapat izin dari BPOM untuk dipakai, IDI akan pelajari izin-izin dari negar lain kemudian rekomendasi ke dokternya. Artinya amat menerapkan harus berdasarkan bukti ilmiah," kata Zubairi Djoerban.

Ia menyebut, data dari FDA, pengawas obat dan makanan di Amerika Serikat, Ivermectin tidak diizinkan digunakan sebagai obat Covid-19.

Lalu di Eropa, EMA, badan obat-obatan Uni Eropa menyebut Ivermectin hanya bisa digunakan untuk penelitian.

"Di India, India dulu banyak pakai Ivermectin tapi mereka evaluasi dan ternyata penurunan Covid-19 di Indoa karena lockdown bukan Ivermectin . Sehingga Ivermectin dihapus di India," katanya.

Zubairi mengatakan, selama masa uji klinik, Ivermectin tidak boleh diberikan kepada masyarakat meski dengan resep dokter.

"Ya tidaklah, sama seperti vaksin, kita tunggu hasil uji klinik kalau uji kliniknya bagus kemudian diterbitkan izinnya," kata dia.

2. Obat Herbal Probiotik yang Diperkenalkan Dedi Mulyadi

Anggota DPR RI Dedi Mulyadi membeberkan identitas obat herbal yang diklaimnya bisa membantu pengobatan pasien Covid-19.

Halaman
1234

Berita Terkini