Laporan Kontributor Tribunjabar.id, M Rizal Jalaludin
TRIBUNCIREBON.COM, SUKABUMI - Viral di media sosial seorang guru dimarahi aparat Desa gara-gara memposting jalan rusak ( butut).
Belakangan diketahui, guru tersebut berada di Desa Cijalingan, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat .
Baca juga: Kisah Rasminah Korban Pernikahan Dini Asal Indramayu, Dipaksa Harus Nikah hingga 4 Kali Karena Ini
Baca juga: Detik-detik Evakuasi Bus Pariwisata yang Masuk Jurang di Wado, Baru Terangkat pada Tengah Malam
Dalam potongan video yang dilihat Tribunjabar.id, aparat desa itu memarahai guru SMPN 1 Cijalingan.
Mereka tidak terima guru itu memposting jalan rusak disebut kubangan kerbau.
"Apa maksudnya itu? Ini dipostingnya di Facebook lagi bukan di status WA, Facebook itu sedunia," kata seorang pria berbaju kemeja putih sambil menunjuk guru tersebut.
Lalu sang guru yang kemudian diketahui bernama Eko itu berusaha memberi penjelasan.
"Kalau saya gak maksud apa-apa pak, kan saya gak nyebut desa," jawab Eko.
Dalam video yang beredar berdurasi 4,29 menit itu Eko juga meminta maaf.
Baca juga: Janda Muda dan Siswi SMA Jadi Korban Pembunuhan Berantai Rian Bogor Secara Keji, Mirip Ryan Jombang
Baca juga: Gempa Bumi Magnitudo 5,6 Mengguncang Jayapura, Tidak Menimbulkan Tsunami, Warga Diminta Waspada
Saat dikonfirmasi, Kepala Desa Cijalingan, Didin Jamaludin membenarkan satu di antara sosok dalam video itu adalah aparat desanya.
Aparat desa itu memarahi guru pada Rabu (10/3/2021) gegara posting jalan rusak di wilayahnya.
"Dalam video itu setidaknya ada BPD, LPMD, Karang Taruna, termasuk perangkat desa. Tujuannya ingin mengklarifikasi soal postingan di Facebook Pak Eko," ujarnya.
Didin mengatakan, aparat desa itu berpendapat bahwa postingan itu tidak etis dan tidak elok diposting.
"Beliau adalah salah satu guru di SMP Negeri di Cicantayan. Mungkin menurut rekan-rekan perangkat desa, postingan itu tidak etis dan tidak elok untuk diposting, apalagi oleh seorang guru," jelasnya.
"Bisa dengan cara meminta klarifikasi atau tabayyun. Ini kan tidak ada. Saya dinamikanya tidak tahu, karena tidak hadir. Adapun sempat terjadi perdebatan, saya yakin itu adalah spontanitas, tidak ada unsur niat atau kesengajaan," sambung Didin.
Baca juga: Serpihan Kisah Korban Kecelakaan Maut di Wado: Anak Terlempar dari Bus, hingga Ibu yang Larang Ikut
Baca juga: Sandi Siswa SMP IT Al Muawanah Dirawat di RSUD, Begini Penuturannya soal Kecelakaan Maut Bus di Wado