"Tidak, wisata Terasering Panyaweuyan tetap buka. Ini yang terputus terjadi di akses penghubung yang melalui Desa Argalingga. Sedangkan wisatawan bisa melalui Desa Sukasari Kaler," ujar Rezza saat ditemui di lokasi, Sabtu (13/2/2021).
Kendati masih bisa didatangi wisatawan, jelas dia, akses jalur menuju Panyaweuyan sempat tersendat di sejumlah titik.
Lantaran, adanya mobil yang hendak keluar maupun masuk bertemu di jalur yang tergolong sempit.
"Hal itu membuat tersendat, karena harus mencari jalur yang agak lebar untuk dilalui dua mobil berlawanan arah," ucapnya.
Terkait penanganan longsor tersebut, Rezza menjelaskan, saat ini belum bisa dilakukan.
Akses yang sempit, membuat alat berat sulit untuk menjangkau titik longsor.
"Kita sudah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk menanggulangi longsor ini. Tapi alat berat sulit menjangkau. Ini persis seperti di jalan Jatilima, alat berat juga tidak bisa ke titik longsor,"
"Untuk laporan awal, ada revisi ya, karena tadi kita belum assessment. Jadi longsor yang tadi laporannya di Desa Sukasari Kaler, direvisi menjadi Desa Argamukti, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka," lanjutnya.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi adanya korban jiwa di titik longsor tersebut, pihaknya bersama Satpol PP dan Tagana menutup akses jalur tersebut.
Jika ada wisatawan yang memaksa, akan diputarbalikkan.
Ada 6 Titiik Longsor
Kasie Kedaruratan Bencana BPBD Majalengka, Rezza Permana mengatakan sedikitnya ada 6 titik longsor yang terjadi di Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka.
Enam titik itu terjadi di dua desa, yakni Desa Tejamulya dan Argamukti.
"Ya jadi selain longsor menutup akses jalan menuju Terasering Panyaweuyan di Desa Argamukti, ada 6 titik lainnya yang waktu terjadinya nyaris bersamaan," ujar Rezza kepada Tribuncirebon.com, Sabtu (13/2/2021).
Selain menutup akses ke objek wisata, Rezza menjelaskan, longsor yang tersebar di 6 titik tersebut juga mengakibatkan dua rumah terdampak.