"Tidak hanya kami-kami kepala daerah yang dimintai klarifikasi," ujar Emil.
Selain itu, ia juga mempertanyaan mengapa kerumunan massa yang terjadi di Bandara tidak diusut.
Pasalnya, imbas kerumanan massa di Petamburan dan Bogor, terjadi peristiwa-peristiwa lanjutan lain seperti beberapa pihak kehilangan jabatannya.
"Kenapa peristiwa di Bandara tidak diperiksa? harusnya Bupati tempat bandara dan Gubernur juga mengalami hukum yang sama sepeti yang saya alami."
"Itu juga pertanyaan kita negara hukum yang menempatkan kesetaraan sama di mata hukum," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Mahfud MD sempat membolehkan simpatisan pimpinan FPI Rizieq Shihab menjemput di Bandara Soekarno-Hatta.
Ia hanya mengingatkan agar penjemputan tersebut harus berlangsung tertib, rukun dan damai.
"Silakan jemput, tapi tertib, rukun, dan damai seperti yang selama ini dianjurkan oleh Habib Rizieq."
"Oleh sebab itu, kalau mereka yang membuat ribut, membuat rusuh, kita anggap bukan pengikutnya Habib Rizieq."
"Kalau pengikutnya Habib Rizieq pasti yang baik-baik, pasti revolusi akhlak," tutur Mahfud pada Senin (9/11/2020) lalu.
Baca juga: Pemerintah Ogah Rekonsiliasi dengan Habib Rizieq Shihab, Ternyata Ini Penyebabnya Kata Mahfud MD
Baca juga: 6 Jam Diperiksa Polisi Soal Kerumunan Habib Rizieq Shihab, Bupati Bogor Disodori Lebih 10 Pertanyaan
Kepulangan Rizieq Shihab menuai polemik
Diketahui, pimpinan FPI Rizieq Shihab pulang ke Tanah Air pada Selasa (10/11/2020) lalu.
Dalam tayangan Kompas TV, tampak para pendukungnya menyambut dengan teriakan takbir yang menggema menunggu kepulangannya di Bandara Soetta.
Adapun kepulangan Rizieq dari Arab Saudi memang sangat ditunggu oleh para simpatisannya.
Sebab Rizieq memang sering mengatakan ingin pulang ke Indonesia namun terhalang karena masuk dalam daftar deportasi.