- Mengecek suhu tubuh jemaah pakai thermo gun
- Menyediakan tempat cuci tangan atau hand sanitizer berbasis alkohol
- Tidak menjalankan kencleng amal
- Membatasi jumlah pintu keluar masuk guna memudahkan pemeriksaan.
- Imam mempersingkat bacaan salat dan khatim mempersingkat khutbah
- Selesai salat, jemaah tidak saling bersalaman
“Imam dan khatib dipersilakan mempersingkat bacaan dan khutbah dengan tanpa menyalahi syariat. Setelah salat jemaah tidak saling bersalaman,” tambah Daud.
Sama seperti salat id, protokol pelaksanaan kurban dilakukan dengan prinsip wajib memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, serta menjaga jarak. Masyarakat dianjurkan memesan hewan kurban secara daring atau menghindari pergi ke pasar hewan apalagi sampai membawa anak kecil dan lansia.
Lokasi pemotongan hewan dapat dilakukan di lapangan atau masjid tapi harus dilengkapi penutup agar tidak menarik perhatian dan menimbulkan kerumuman.
“Pengkurban dianjurkan tidak menyaksikan prosesi pemotongan atau dapat melihat melalui video call atau siaran live di sejumlah aplikasi,” sebut Daud.
Sebagai tambahan, alat-alat potong juga diwajibkan dibersihkan menggunakan bahan disinfeksi dan panitia kurban harus menyediakan air mengalir.
Sementara kewajiban bagi seluruh petugas penyembelih hewan adalah selain sehat juga harus mengenakan baju lengan panjang, pakai masker, dan kacamata google atau tameng wajah (face shield), dan sarung tangan.
“Kita tidak mau ada virus menempel di daging kurban dan terbawa ke rumah,” kata Daud.
Setelah daging dicacah dan dibungkus dengan protokol kesehatan maksimal, distribusi dilakukan dengan cara diantarkan langsung ke rumah penerima.
“Jadi tahun ini tidak ada bagi-bagi daging di satu tempat sampai berjejal-jejal,” katanya.
Semua protokol ini, lanjut Daud, diawasi oleh pemkab/pemkot mulai dari pemeriksaan hewan kurban, aktivitas pasar hewan, salat id, penyembelihan, sampai distribusi daging. (Sam)