Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Caruluk atau Kolang Kaling merupakan buah yang dihasilkan dari pohon aren jadi salah satu makanan penyaji di bulan Ramadhan yang banyak digemari.
"Untuk saat bulan Ramadhan di Kuningan, buah Caruluk menjadi kegemaran warga untuk di konsumsi sebagai makanan pembatal puasa alias takjil," ungkap Samin (62),Warga Talahab Kelurahan Citangtu saat ditemui sedang mengolah buah caruluk tadi, Sabtu (25/04/2020).
• Jadwal & Link Belajar dari Rumah TVRI Minggu, 26 April 2020: Ada Meteri Ritual Adat Sigofingolo
Kolang Kaling, kata dia, bisa dikonsumsi bareng saat pembuatan kolak atau minuman penyegar untuk berbuka puasa.
"Kolak Kolang kKaling emang enak. Tidak hanya itu, es campur Kolang Kaling juga bisa untuk diminum saat buka puasa atau malam hari," katanya.
Samin menceritakan, untuk menghasilkan kualitas Kolang Kaling yang baik, tentu harus melalui beberapa tahap proses pengolahan.
"Mulai dari memanen, memilih, merebus hingga meremdam seperti ini dan siap dikonsumsi," ungkap Samin tadi.
Samin mengatakan, saat melakukan pengunduhan buah aren tidak sembarang orang bisa melakukan. Namun hal itu harus disertai dengan keterampilan dan keahlian khusus.
• 13 ABK yang Satu Kapal dengan Nahkoda Asal Indramayu yang Meninggal Kini Berstatus OTG Covid-19
"Sebab pohon aren kan kaya pohon kelapa. Kemudian, saat ngunduh buahnya tidak jauh berbeda," kata Samin di sela aktivitas memilih buah Caruluk yang usai direbus tadi.
Alasan lain butuh keterampilan saat pengunduhan, kata Samin, buah aren (Caruluk) ini memang bergerombol yang tak mungkin didapat atau diunduh satu per satu.
"Jadi saat ngunduh kita potong bagian rangainya. Tujuannya, agar buah tidak jauh berserakan saat jatuh," ujarnya.
Samin menjelaskan, buah Caruluk hasil panen dikumpulkan dan dipisahkan dari batangan tadi.
"Lalu buah Caruluk masuk dalam proses perebusan air yang cukup panas sesuai dengan kebutuhan," ujarnya.
Alat untuk merebus, kata dia, bisa menggunakan panci atau bahkan drum dengan ukuran besar.
• Petugas Medis Mengenakan APD Saat Evakuasi Jenazah Nahkoda Kapal Asal Indramayu yang Meninggal
"Ya kalau untuk merebus mah gimana kebutuhan saja," kata Sami.
Di sela perebusan Caruluk, Samin tidak henti melakukan pemilihan buah Caruluk lainnya. Ini dia lakukan untuk mempercepat saat melalui tahapan untuk masuk proses berikutnya.
"Nah, ketika saatnya mengangkat rebusan tadi. Lalu kita tiriskan untuk kemudian dikupas. Sebab antara buah dan cangkangnya itu cukup tebal," ungkap Samin.
Usai ditiriskan dan terlepasnya buah dengan cangkang tersebut.
"Mulai perendaman dengam air bersih. Perendaman ini bisa menghasilkan kualitas Kolang Kaling baik, jika di lakukan secara terus menerus dalam mengganti air untuk merendam tersebut," ungkapnya.
Hal tersebut bertujuan untuk menjadikan buah Kolang Kaling semakin bagus.
"Mau berapa hari juga bisa kuat. Karena buah ini baik dalam rendaman," ujarnya.
Hasil unduhan sehari, kata Samin, maksimal menghasilkan sebanyak 20 kg, Kolang Kaling belum siap jual.
• Petugas Medis Mengenakan APD Saat Evakuasi Jenazah Nahkoda Kapal Asal Indramayu yang Meninggal
"Emang butuh tenaga kuat dalam menghasilkan buah aren seperti ini," ungkapnya.
Untuk menghasilkan rupiah, kata dia, tidak bisa setiap hari bisa terjual begitu saja. Karena tiap waktu tertentu Kolang Kaling siap konsumsi ini diambil pengepul.
"Untuk pengepul saat ngambil memang tidak tentu. Sebab sebab hasil rendaman ini, waktunya berbeda beda," ungkapnya.
Harga jual yang biasa pengepul ambil, kata dia, satu kilo gramnya seharga Rp 10 ribu.
"Keuntungan dari maksimal 20 kg saya jual itu tidak tiap hari. Melainkan seminggu dua kali diangkut oleh pengepul datang," ujarnya.(*)