Sosok Sultan Matangaji Menurut Sultan Sepuh XIV, Sering di Luar Keraton & Gigih Melawan Penjajah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Situs Matangaji di Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, merupakan peninggalan Sultan Matangaji.

//

Sultan Matangaji sendiri merupakan Sultan Sepuh V yang diperkirakan memimpin keraton pada 1800-an.

Menurut Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat, Sultan Matangaji merupakan sosok gerilyawan.

Bahkan, selama memimpin keraton Sultan Matangaji lebih banyak menghabiskan waktunya di luar lingkungan keraton.

SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming Persib Bandung Vs Tira Persikabo, Klik di Sini untuk Tonton

"Beliau sosok gerilyawan sejati, semasa hidupnya sangat gigih melawan penjajah," ujar Arief Natadiningrat saat ditemui di Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jumat (21/2/2020).

Selain bergerilnya, menurut Arief, Sultan Matangaji juga kerap memimpin pemberontakan ke penjajah.

Karenanya, kaum penjajah mengakui kepiawaian dan merasa kesulitan untuk menaklukkan Sultan Matangaji.

Begini Cara Mendapatkan Kartu Pra Kerja, Bakal Diluncurkan Beberapa Pekan Lagi

Ia mengatakan, selama bergerilya Sultan Sepuh V itupun kerap bertapa di berbagai tempat sebagaimana kebiasaan orang-orang di masa itu.

"Kesaktian Sultan Matangaji juga diakui penjajah kala itu, mereka kesulitan menyingkirkan beliau," kata Arief Natadiningrat.

Menurut dia, di Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, terdapat Desa Matangaji.

Istri Sakit Keras & Tidak Bisa Melayani, Pria di Jambi Tega Lampiaskan Nafsu Bejat Ke Anak Kandung

Dulunya, desa itu merupakan salah satu lokasi gerilya Sultan Matangaji untuk menghimpun masyarakat melawan penjajah.

Dari sekian banyak tempat pertapaan Sultan Matangaji, salah satunya ialah Situs Matangaji yang berada di tepi sungai itu.

Bahkan, di Situs Matangaji juga terdapat terowongan yang menjadi jalan rahasia untuk kabur dari Goa Sunyaragi yang berada di Jalan Brigjend Dharsono, Kota Cirebon.

Dukun Cabul di Ngamprah Kabupaten Bandung Barat Tega Gauli Dua Anak Tirinya Hingga Hamil

Tampak urugan tanah tersebut menggunung hingga membuat bagian Situs Matangaji tak terlihat lagi.

Saat ini, sebagian areal situs tersebut rusak akibat tertimbun urugan tanah pembangunan perumahan di dekatnya.

Bagian situs yang masih tersisa hanyalah beberapa lubang seperti terowongan setinggi kira-kira satu meter.

"Salah satu lubang itu terhubung ke Goa Sunyaragi, jalan rahasia untuk kabut yang sering digunakan Sultan Matangaji," ujar Arief Natadiningrat.

Belum Terdaftar sebagai cagar budaya

- Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat, mengakui Situs Matangaji di Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, belum terdaftar sebagai cagar budaya.

//

Namun, 

• Kenali 9 Gejala Diabetes Tipe 2, Salah Satunya Sering Buang Air Kecil, Segera Periksakan Diri Anda

Padahal, menurut dia, warisan sejarah seperti situs harus dilestarikan dan dijaga keberadaannya.

"Sekarang sudah rusak, kami hanya ingin situs itu dikembalikan seperti semula," kata Arief Natadiningrat saat ditemui di Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jumat (21/2/2020).

Kondisi terkini Situs Matangaji di Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Jumat (21/2/2020). (Tribuncirebon.com/Eki Yulianto)

Ia mengatakan, berdasarkan usia Situs Matangaji sudah memenuhi syarat menjadi cagar budaya.

Pasalnya, situs yang dibangun Sultan Sepuh V, Sultan Matangaji, tersebut diperkirakan telah berusia lebih dari 100 tahun.

• Link Live Streaming Persib Bandung vs Tira Persikabo, Duet Wander Luiz dan Geoffrey Siap Cetak Gol

Menurut Arief, dari catatan sejarah masa kepemimpinan Sultan Matangaji berlangsung pada 1800-an.

Karenanya, diperkirakan pembangunan Situs Matangaji itu berlangsung kala Sultan Matangaji memimpin keraton.

"Benda atau bangunan yang dinyatakan situs minimal berusia 50 - 100 tahun, berarti Situs Matangaji ini sudah masuk kategori itu, hanya belum dibuatkan SK," ujar PRA Arief Natadiningrat.

• Anak Pemulung Selalu Murung Setelah Jadi Korban Rudapaksa, Takut Lapor ke Bapaknya, Cerita ke Paman

Situs Matangaji sendiri rusak akibat tertimbun proyek pembangunan perumahan di kawasan tersebut.

Sebagian areal situs yang berada di tepi sungai itu tampak dipenuhi urugan tanah sehingga hampir tidak terlihat lagi.

Bagian situs yang masih tersisa hanyalah beberapa lubang seperti terowongan setinggi kira-kira satu meter.

"Memang untuk mengeluarkan SK suatu situs banyak pertimbangannya, misalnya biaya pemeliharaan, dan sementara anggaran pemerintah terbatas," kata PRA Arief Natadiningrat.

Situ Matangaji rusak

Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat, menyurati Wali Kota Cirebon, Nasrudin Azis.

Pasalnya, Situs Matangaji yang berada di Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, rusak.

• Kenali 9 Gejala Diabetes Tipe 2, Salah Satunya Sering Buang Air Kecil, Segera Periksakan Diri Anda

Arief mengatakan, surat tersebut merupakan aduan dari Keraton Kasepuhan mengenai kerusakan situs itu.

"Kami minta Pemkot Cirebon bertindak cepat, karena ini menyangkut peninggalan sejarah," ujar PRA Arief Natadiningrat saat ditemui di Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jumat (21/2/2020).

Ia mengatakan, Situs Matangaji rusak akibat tertimbun proyek pembangunan perumahan di kawasan tersebut.

Karenanya, ia meminta Pemkot Cirebon menghentikan sementara proses pembangunan perumahan itu hingga situs tersebut dipulihkan.

• Dukun Cabul di Ngamprah Kabupaten Bandung Barat Tega Gauli Dua Anak Tirinya Hingga Hamil

"Warisan sejarah harus dirawat, kalau rusak harus diperbaiki, jangan dibiarkan saja," ujar PRA Arief Natadiningrat.

Pantauan Tribuncirebon.com, situs yang berada tepat di tepi sungai itu tampak tertimbun urugan tanah.

Terdapat beberapa lubang seperti terowongan setinggi kira-kira satu meter di Situs Matangaji itu.

• Magdalena Menyesal Telat Jemput Anaknya di Sekolah, Anak Diculik Cewek Misterius, Disiksa, Dibunuh

Bentuk situs itu tampak bertingkat dari tepi sungai hingga ke bagian atasnya.

Bangunan situs tersebut juga terlihat menyesuaikan kontur tanah dari tepian sungai itu semakin menanjak.

• Kejaksaan Negeri Majalengka Tanda Tangani Percanangan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi

Selain itu, Situs Matangaji tersebut tampak dikelilingi pagar dari susunan batu bata dan terdapat gapura kecil untuk pintu masuknya.

Berita Terkini