Kisah KH Maimun Zubair atau Mbah Moen soal Kelahirannya, Ibunya Dulu Minum Air yang Diludahi 3 Kiai

Editor: Fauzie Pradita Abbas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kabah diguyur hujan dan Mekkah diselimuti kabut saat Mbah Moen Meninggal

Mbah Mun telah menjadi milik semua kalangan bangsa Indonesia.

Sebab, seluruh waktu dan pemikiran Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar Sarang, Rembang, itu dicurahkan untuk bangsa Indonesia.

"Hidupnya didedikasikan sepenuhnya untuk bangsa ini," kata Nyai Hj Shobihah Maimun saat ditemui di Pondok Pesantren Khas Kempek, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, Kamis (8/8/2019).

Ia juga meminta seluruh elemen bangsa untuk mengikhlaskan kepergian Mbah Mun. Selain itu, pihaknya meminta doa agar Mbah Mun diberi tempat terbaik di sisi Allah SWT.

"Mbah Mun sudah memberi banyak pelajaran, kita tinggal meneladaninya," ujar Nyai Hj Shobihah Maimun.

Pengasuh Pondok Pesantren Khas Kempek, KH Mustofa Aqiel Siradj (kiri), dan istri sekaligus putri ketiga Mbah Moen, Nyai Hj Shobihah Maimoen (kanan). (Tribun Jabar/Ahmad Imam Baehaqi)
Ia mengatakan, teladan yang sering kali dicontohkan Mbah Mun ialah perihal cinta dan kasih sayang.

Karenanya, Mbah Mun dikenal sebagai sosok penyayang kepada semua kalangan. Bahkan, terhadap santrinya yang nakal sekalipun Mbah Mun tidak pernah memarahinya.

Santri Mbah Moen
Pengasuh Pondok Pesantren Khas Kempek, KH Mustofa Aqiel Siradj. Pria yang akrab disapa Kang Muh itu menjadi santri Mbah Mun dari akhir 1970-an hingga awal 1980-an.

Selanjutnya Kang Muh diangkat menjadi menantu setelah menikahi putri ketiganya, Nyai Hj Shobihah Maimoen.

"Mbah Mun itu sosok yang penuh cinta kasih dan tidak pernah marah," ujar KH Mustofa Aqiel Siradj saat ditemui di Pondok Pesantren Khas Kempek, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, Selasa (6/8/2019) malam.

Ia mengatakan, tak pernah sekalipun melihat Mbah Mun marah selama nyantri di Pondok Pesantren Sarang, Rembang, yang diasuh Mustasyar PBNU itu.

Pengasuh Pondok Pesantren Khas Kempek, KH Mustofa Aqiel Siradj (kiri), dan istri sekaligus putri ketiga Mbah Moen, Nyai Hj Shobihah Maimoen (kanan). (Tribun Jabar/Ahmad Imam Baehaqi)

Mbah Mun juga sering kali mengajarkan para santrinya untuk banyak ngaji rasa. Bahkan, menurut Kang Muh, hal tersebut dipraktekkan langsung oleh Mbah Mun dalam sikap sehari-harinya.

"Ngaji rasa itu tentang bagaimana mengolah rasa, jadi Mbah Mun itu selalu penuh belas kasih," kata KH Mustofa Aqiel Siradj.

Sosok KH Maimun Zubair dikenal penuh cinta kasih. Mustasyar PBNU itu meninggal dunia di Mekkah saat melaksanakan ibadah haji pada Selasa (6/8/2019).

Bahkan, Mbah Mun mempunyai cara tersendiri saat menghadapi santrinya yang nakal. Pengasuh Pondok Pesantren Khas Kempek, KH Mustofa Aqiel Siradj, mengatakan, Mbah Mun tidak pernah memarahi santrinya yang nakal.

Halaman
1234

Berita Terkini