Kisah KH Maimun Zubair

Kisah KH Maimun Zubair, Lahir dari Hasil 3 Ulama NU Meludah ke Gelas, Airnya Diminum Sang Ibu

Penulis: Machmud Mubarok
Editor: Machmud Mubarok
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KH Maimun Zubair

Ada yang menarik soal kelahiran Mbah Moen ini. Saat berceramah pada Haul Gus Dur 2018 di Ciganjur, Jakarta, Mbah Moen bercerita soal saat kelahirannya.

Dalam video yang diunggah akun NU Channel di YouTube pada 11 Februari 2019, awalnya Mbah Moen menceritakan soal kelahiran NU lahir pada 1926. 

"Saya yakin NU lahir pada 1926 tidak merupakan muktamar, tetapi kumpulan sesuatu apa yang dibicarakan yang dihadiri oleh ulama-ulama.

Tapi dianggap sebagai muktamar ke 1. Kemudian tahun 1927 juga sama, kemudian 1928 sudah ada cabang. Tahun 1928 Akhirnya akan diadakan Muktamara di Jateng," tutur Mbah Moen.

Sampai kemudian Mbah Moen bercerita tentang tiga ulama alim pendiri Nahdlatul Ulama. Mereka adalah KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Hasbullah, dan KH Bisri Syamsuri. 

Ketika akan berlangsung muktamar tahun 1928, ketiga kiai hebat itu berangkat dari Surabaya ke Semarang. Lalu mereka singgah di rumah buyut Mbah Moen, namanya Kiai Su'aib di daerah Sarang.

"Alhamdulillah, kiai 3 tadi merundingkan atas kembalinya Kiai Muhaimin menjadi orang Jombang, yang akhirnya dikawin oleh Nyai Khoiriyah, jandanya Kiai Ma’sum Ali. Itu perundinagn diadakan di Sarang.

Alhamdulillah, kiai ketiga2 itu meludahi gelas yang ada airnya, kemudian diminum ibu saya, dan tidak lama melahirkan saya. Ini terus terang saja, jadi saya ini NU-nya enggak bisa dipisahkan," tutur Mbah Moen.

Karena lahir dari karomah ketiga ulama NU itu, Mbah Moen pun merasa ia tidak bisa dipisahkan dari NU dan Gus Dur.

"Apa sebab saya dan Gus Dur itu tidak bisa dipisahkan. Saat Gus Dur mau ke Mesir, anehnya di tempat saya iminta dibacakan kitab Tadzkirah Imam Nawawi, berapa halaman, terus ke Mesir kemudian ke Irak, Dan akhirnya terjadi perubahan NU setelah Gus Dur terpilih jadi ketua umum PBNU, saya diangkat jadi Pengurus Besar NU, ini karena Gus Dur tadi," ujar Mbah Moen.

Sosok Penuh Kasih Sayang

Sosok Mbah Moen dikenang oleh putri ketiganya Nyai Hj Shobihah Maimun, sbagai orang yang penuh cinta dan kasih sayang. Ia menyebut ayahnya bukan cuma milik keluarga.

Mbah Mun telah menjadi milik semua kalangan bangsa Indonesia.

Sebab, seluruh waktu dan pemikiran Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar Sarang, Rembang, itu dicurahkan untuk bangsa Indonesia.

"Hidupnya didedikasikan sepenuhnya untuk bangsa ini," kata Nyai Hj Shobihah Maimun saat ditemui di Pondok Pesantren Khas Kempek, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, Kamis (8/8/2019).

Halaman
1234

Berita Terkini