Selain hidup dengan kakek dan neneknya, bocah SD itu pun tinggal dengan kakaknya, yakni Dayat dan Mulya.
Selama beberapa tahun, mereka harus tinggal dalam kegelapan setiap malam.
Namun, baru-baru ini mereka baru bisa mendapatkan sedikit aliran listrik.
Saat hujan, permukaan lantai rumah kayu itu pun digenangi air.
Rumah sederhana itu hanya disekat menggunakan tripleks.
Di bagian dapur, sang nenek menggunakan tunggu yang terbuat dari tumpukan batu bata.
Rumah tersebut berada di Dusun Pahing, Desa Margabakti, Kecamatan Kadugede, Kuningan, Jawa Barat.
Untuk menuju rumah Jodi, harus melalui jalan setapak yang menanjak.
Rumahnya berada di tengah kebun yang berada di dataran tinggi.
Guru bocah SD itu, Atun Rohayatun pun mengaku sudah sempat datang ke rumah itu.
Atun lah yang memviralkan kisah sedih Jodi yang kerap mengenakan baju kotor tanpa alas kaki.
Jodi disebut kerap terlihat kotor karena tak mandi.
Ia tak mandi karena di rumahnya tak ada air juga tak ada kamar mandi.
Kala itu, Jodi tak sekolah, ia hanya main melihat anak-anak sekolah.
Melihat bocah itu, para guru di sekolah itu pun membelikan seragam sekolah dan meminta Jodi sekolah.