Berita Cirebon Hari Ini

Tradisi Tawurji Rebo Wekasan, Warga Cirebon Rela Terinjak-injak Demi Dapat Uang Receh

Ratusan warga yang telah menunggu sejak siang langsung berebut menangkap koin pecahan Rp 1.000 dan Rp500, serta beras yang dilemparkan

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
BEREBUT UANG KOIN - Ratusan warga berebut uang koin yang dilempar oleh Sultan Anom XII, Sultan Raja Muhammad Emirudin dan Keluarga Besar Keraton Kanoman Cirebon dalam rangka tradisi Tawurji yang digelar di Keraton Kanoman Cirebon, Rabu (20/8/2025) 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto


TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Suara gemuruh ratusan masyarakat terdengar kala Sultan Keraton Kanoman, Sultan Raja Muhammad Emirudin, berjalan mendekat ke arah mereka.


Dengan pengawalan ketat, Sultan yang sudah memimpin Keraton Kanoman sejak 2003 itu didampingi keluarga besar menuju pelataran Kedaton.


Langkah Sultan menjadi tanda dimulainya prosesi Tawurji atau Surak, tradisi sakral yang digelar setiap Rabu terakhir di bulan Safar atau Rebo Wekasan.


Ratusan warga yang telah menunggu sejak siang langsung berebut menangkap koin pecahan Rp 1.000 dan Rp 500, serta beras yang dilemparkan.

Baca juga: Live TikTok Saat Hasil DNA Diumumkan, Lisa Mariana: Kalau Negatif, Itu Anak Tuyul


Suasana kian riuh saat sebagian warga terjatuh bahkan sampai terinjak demi mendapatkan uang receh dan permen yang sebelumnya telah didoakan oleh Sultan Anom XII, Sultan Raja Muhammad Emirudin.


Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat warga untuk ikut serta dalam tradisi yang sudah berakar ratusan tahun di Keraton Kanoman ini.


Patih Keraton Kanoman, Pangeran Raja Muhammad Qodiran menjelaskan bahwa Tawurji bukan sekadar perebutan koin, melainkan sarat dengan nilai syukur.


"Alhamdulilah, pada hari ini kita ada acara tawurji atau surak."


"Di Kesultanan Kanoman, ini sudah menjadi tradisi turun-temurun."


"Makna dari tawurji adalah rasa syukur karena digelar setiap Rabu terakhir atau Rebo Wekasan di bulan Safar,” ujar Qodiran, Rabu (20/8/2025). 


Menurutnya, tradisi ini juga bagian dari rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.


"Rabu Wekasan ini diyakini sebagai saat ketika Rasulullah sedang sakit."


"Maka tawurji menjadi pengingat agar umat menjaga emosi, meredam gejolak dan menumbuhkan rasa syukur."


"Insya Allah nanti kami akan daftarkan tawurji sebagai ikon budaya dari Keraton Kanoman,” ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved