Hanya Ada Salwa, Ini Cerita Sepi Tapi Penuh Semangat dari SMK Cipto Kota Cirebon

Salwa Dwi Aprilianti, siswi kelas XI jurusan Farmasi.  Ia merupakan satu-satunya siswa baru di SMK Cipto pada tahun ajaran 2025–2026.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
SISWI SATU-SATUNYA - Salwa Dwi Aprilianti, siswi kelas X satu-satunya di SMK Cipto Kota Cirebon tahun ajaran 2025-2026 saat tengah mengikuti pelajaran matematika 


Salwa bahkan mengaku bersyukur karena selama ini sekolah tidak memungut biaya apapun.


“Sekolah ini gratis, nggak ada uang bulanan, nggak bayar uang gedung, seragam dan buku juga dikasih."


"Harapannya sih ke depan lebih banyak yang daftar ke sini,” katanya. 

Baca juga: 300 Lowongan Kerja Tersedia di Job Fair 2025 Polres Banjar, Pencaker Yuk Merapat


Indah Nilna Rifdah (25), guru matematika yang mengajar Salwa, tidak memungkiri bahwa sempat muncul perasaan sedih ketika mengetahui hanya ada satu siswa di kelas X tahun ini.


“Awalnya saya sedih, karena dibandingkan tahun-tahun sebelumnya jumlah siswa sekarang sangat sedikit."


"Tapi tetap saya jalani karena itu tanggung jawab,” ujar Indah.


Bagi Indah, mengajar satu siswa justru menghadirkan pengalaman unik.


“Metodenya sih sama, tapi lebih intens, lebih fokus. Siswa juga jadi lebih cepat mengerti,” ucapnya.


Ia menambahkan, suasana kelas memang terasa sepi karena hanya berdua.


Namun hal itu tak mengurangi semangatnya dalam mengajar.


“Tantangannya tidak banyak, justru lebih mudah. Tapi mungkin ini dampak dari kebijakan kuota 50 siswa per rombel di sekolah negeri, yang membuat sekolah swasta jadi kurang peminat,” jelas Indah.


Kepala SMK Cipto, Ari Nurrahmat, mengakui kondisi ini menjadi bahan evaluasi besar bagi pihak sekolah.


“Mungkin ini puncaknya dari penurunan yang sudah terjadi sejak tahun-tahun sebelumnya. Kami juga introspeksi, mungkin kurang promosi atau pendekatan ke masyarakat,” kata Ari. 


Namun ia tak menutup mata soal dampak dari kebijakan pemerintah daerah yang mengizinkan sekolah negeri menerima hingga 50 siswa per kelas.


“Banyak siswa yang akhirnya tergiur pindah ke sekolah negeri karena program seperti PAPS."

Halaman
123
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved