Disdik Jabar Minta Peserta Didik Jangan Fomo Ikut Kibarkan Bendera One Piece, Singgung Gejala Sosial
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, Purwanto buka suara soal fenomena pengibaran bendera one piece
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Peserta didik di lingkungan Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat diminta tidak Fear of Missing Out (Fomo) dengan fenomena pengibaran bendera one piece.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, Purwanto mengatakan, fenomena pengibaran bendera one piece menjelang HUT RI ke-80 merupakan gejala sosial.
"Kita enggak tahu faktornya apa, tapi ini harus dijadikan refleksi oleh kita. Gejala sosial semacam ini harus diantisipasi oleh kita," ujar Purwanto, Rabu (6/8/2025).
Baca juga: 100 Ide Hadiah Lomba 17 Agustus untuk Anak-anak hingga Ibu-ibu: Tumbler, Payung, Jam Tangan
Dikatakan Purwanto, faktor-faktor yang membuat adanya fenomena ini harus diketahui lebih jauh, sebab banyak hal yang tidak nampak dari makna pengibaran bendera itu.
"Ya, kita berharap bahwa semua keluarga besar sekolah, Dinas Pendidikan, kita melakukan hal-hal yang sesuai saja, yang normal-normal saja. Lagian kan kita juga paham enggak sih maksudnya, kan gitu atau ikut-ikutan gitu. Atau ada apa di balik ini semuanya," ucapnya.
Purwanto pun meminta agar para guru dan peserta didik berpikir kritis terhadap gejala sosial ini. Jika tidak paham, sebaiknya tidak mengikuti fenomena yang kini viral di media sosial.
"Kan kita dituntut untuk mulai belajar kritis. Ini apa maksudnya? untuk apa tujuannya? manfaatnya untuk apa.Anak-anak kita itu harus dididik berpikir kritis, tidak hanya ikut-ikutan, latah. Murid kita saya minta ya jangan latah. berlaku lah sesuatu itu melalui sistem berpikir kita yang baik," katanya.
Baca juga: Perahunya Terbalik Dihantam Ombak, Nelayan Asal Indramayu Hilang di Laut Sukabumi
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi tak melarang masyarakat memasang bendera film anime Jepang One Piece, asalkan di atasnya ada bendera merah putih dan tetap mencintai Tanah air.
Hal itu diungkapkan Dedi Mulyadi, saat ditemui di El Royal Hotel, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Selasa (5/8/2025).
Dikatakan Dedi, apapun bendera yang dipasang, posisinya tetap harus paling tinggi bendera merah putih.
“Yang penting siapapun harus tetap memasang bendera merah putih, bendera apapun yang penting diatasnya adalah merah putih," ujar Dedi.
Menurutnya, aturan pemasangan bendera merah putih sudah tertuang dalam undang-undang dan setiap orang yang mencintai Indonesia pasti memasang bendera merah putih di atas bendera lain.
"Yang penting adalah setiap orang itu mencintai Indonesia, memasang bendera merah putih itu paling atas tidak ada bendera lain. Di semua bendera yang paling tinggi adalah merah putih," katanya.
Dedi pun mempersilakan masyarakat Jabar untuk berekspresi, karena itu merupakan hak.
Hanya saja, kata dia, setiap ekspresi yang dilakukan tetap harus berdasarkan kecintaan terhadap Indonesia dan merah putih.
"Yang penting semua orang berekspresi tetap mencintai negara kesatuan Republik Indonesia dan benderanya merah putih," ucapnya. (Tribun Jabar/Nazmi)
Disdik Jabar Izinkan SMA dan SMK yang Rombelnya Bertambah Untuk Gelar KBM di Luar Ruangan |
![]() |
---|
SPMB di Majalengka Tetap Lancar, Pemkab Pastikan Tak Ada Peserta Didik Tertinggal |
![]() |
---|
Siswa yang Kedapatan Nongkrong di Atas Jam 21.00 WIB Akan Dapat SP dari Sekolah, Ini Kata KDM |
![]() |
---|
Disdik Jabar Beri Kuota Khusus SPMB Bagi Siswa Dari Kecamatan yang Belum Ada Sekolah Negeri |
![]() |
---|
Disdik Jabar Libatkan Prajurit TNI Jadi Guru dalam Program Pendidikan Militer bagi Siswa Bermasalah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.