Wisata Majalengka

Majalengka Exotic Sundaland, Pesona Alam dan Budaya yang Memanjakan Mata di Majalengka

Majalengka punya banyak tempat wisata indah. Karenanya Pemkab berani mengeluarkan tagline Majalengka Exotic Sundaland.

Penulis: Adhim Mugni Mubaroq | Editor: taufik ismail
Tribuncirebon.com/Adim Mubaroq
SANGHYANGDORA - Pemandangan dari Puncak Bukit Sanghyangdora di Mirat, Kec. Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. 

Laporan Kontributor Adim Mubaroq

TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Majalengka, Ida Heriyani menegaskan, pengembangan sektor pariwisata di Majalengka tidak bisa dilakukan sembarangan.

Setiap proyek wisata harus melewati evaluasi menyeluruh, mulai dari kesesuaian dengan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah), RDTR (Rencana Detail Tata Ruang), hingga aspek ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan.

“Kalau areanya sesuai, bukan kawasan pertanian atau konservasi, dan dari sisi bisnis menjanjikan, baru kita dampingi,” ujarnya.

Pendekatan tersebut, menurut Ida, penting untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pariwisata dengan arah pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Majalengka.

Saat ini, geliat pariwisata dan bisnis pendukungnya mulai tampak di berbagai wilayah.

Permintaan terhadap tempat kuliner, kedai kopi, serta penginapan, baik hotel berbintang maupun non-bintang, terus meningkat.

“Bahkan, warga yang punya rumah di pinggir jalan sekarang banyak yang beralih ke usaha kuliner dan kopi. Artinya, potensi ekonomi pariwisata sudah dirasakan langsung oleh masyarakat,” tambahnya.

Kabupaten Majalengka sendiri telah membagi kawasan pariwisata menjadi dua kategori utama: kawasan strategis dan kawasan pengembangan.

Kawasan strategis meliputi tiga wilayah, yaitu Jatiwangi sebagai kawasan budaya; Kalista sebagai kawasan wisata kota yang meliputi ruang publik, paralayang Gunung Panten, dan Gunung Karang; serta Sindangwangi, Agapura hingga Cikijing sebagai kawasan wisata alam.

Di sisi lain, kawasan pengembangan pariwisata mencakup Aerocity Kertajati sebagai pusat wisata buatan; Talagamanggung sebagai destinasi budaya yang kaya akan sejarah dan tradisi; serta Lemahsugih yang difokuskan sebagai sentra agrowisata.

“Di Talagamanggung misalnya, ada museum, situs kerajaan kuno, dan tradisi penyiraman pusaka. Tradisi ini sedang kami ajukan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) nasional,” papar Ida.

Salah satu ikon wisata yang paling dikenal adalah Terasering Panyaweuyan di Kecamatan Argapura.

Lanskap sawah bertingkat ini tidak hanya menawarkan panorama memukau, tetapi juga menjadi simbol budaya bertani yang telah diwariskan turun-temurun.

“Ini bukan sekadar spot foto, tapi representasi budaya ketahanan pangan masyarakat Majalengka,” jelasnya.

Selain itu, sejumlah wisata alam lainnya terus menarik perhatian wisatawan.

Sebut saja Curug Ibun Pelangi di Agapura yang menciptakan efek pelangi saat cahaya matahari menerobos celah bebatuan. 

Lalu ada Talaga Biru Nilem yang viral dan mampu menarik hingga 3.000 pengunjung per hari saat musim liburan.

Destinasi lainnya seperti Situ Cipanten, Cepetui, Aryakiban, dan Ciranca di Rajagaluh juga menawarkan keindahan alam yang segar dan Instagramable.

Menutup pernyataannya, Ida Heriyani mengajak wisatawan dari dalam maupun luar negeri untuk menjelajahi Majalengka.

“Kami punya branding Majalengka Exotic Sundaland, eksotisme tanah Sunda yang tak akan habis dikunjungi dalam sehari. Hayu, datang ke Majalengka. Dijamin puas,” ujarnya dengan penuh semangat.

Baca juga: Cipeundeuy Endah, Wisata Baru di Rajagaluh Majalengka, Tawarkan Main Rafting Hingga Glamping

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved