Tragedi Pernikahan Anak Gubernur Jabar
Pengakuan Saksi Dalam Tragedi Pesta Rakyat di Garut, Ambulans Datang Sekitar 15 Menit Usai Kejadian
Saksi mengungkap bahwa kegiatan makan gratis yang diselenggarakan panitia acara tidak ada mobil ambulans
Laporan wartawan TribunPriangan.com, Jaenal AbidinĀ
TRIBUNCIREBON.COM, KABUPATEN GARUT - Saksi mengungkap bahwa kegiatan makan gratis yang diselenggarakan panitia acara tidak ada mobil ambulans yang berjaga di area pendopo Bupati Garut, pada Jumat (18/7/2025).
Peristiwa ini menewaskan tiga orang, dua warga sipil dan satu orang anggota Polres Garut yang saat kejadian tengah berjaga di lokasi kejadian.
Menurutnya, bahwa petugas yang berjaga tidak banyak dan gerbang hanya dilakukan dengan sistem buka tutup, dengan jumlah yang membludak petugas tak bisa menahan banyaknya warga yang memaksa ingin masuk kedalam untuk menikmati makan gratis yang disiapkan.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai rangkaian acara pernikahan Wakil Bupati Garut Putri Karlina dengan Maula Akbar, putra dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Baca juga: Imbas Tragedi di Pesta Rakyat Pernikahan Anak Dedi Mulyadi, 9 Korban Masih Terbaring di RS
Saksi yang juga pedagang kaki lima alun-alun pendopo, Nelis (38) mengungkapkan bahwa sejak acara ia tidak melihat ada mobil ambulans yang berjaga di lokasi kejadian.
Sehingga pada saat banyak warga yang pingsan sempat tertahan dulu menunggu kendaraan datang.
"Tidak ada ambulan, dan ambulan baru datang sekitar 15 menit usai kejadian," ungkapnya ketika dikonfirmasi wartawan TribunPriangan.com, saat berada di rumah duka Vania di Kampung Sindang Hela.
Nelis menceritakan, ia dengan saudaranya harus menunggu pertolongan dari tim kesehatan sambil menggendong anak berusia 8 tahun yang menjadi korban makan gratis.
"Harusnya disediakan ambulan karena liat kondisi sejak pagi sudah membludak, sementara gerbang hanya dilakukan sistem bukan tutup," kata Nelis.
Ternyata korban Vania tidak hanya mengalami luka memar tapi korban juga sempat buang air kecil di celana, karena menahan sakit saat terinjak-injak.
Baca juga: Pesta Rakyat Putri-Maula Berujung Maut, Dedi Mulyadi Tanggung Kebutuhan Keluarga Korban
"Sampai korban ngompol di celana karena nahan nyeri, dan di ambulans sempat diberikan oksigen juga buat memastikan saja. Padahal kondisinya sudah tidak tertolong," pungkasnya.
Ia menambahkan, kalau dua gerbang dibuka mungkin kejadian ini tidak akan terjadi. Karena sejak pagi sampai kejadian tak dilakukan pembukaan total gerbang tersebut.
"Kayanya kalau dibuka dua gerbang tak akan terjadi seperti sekarang, karena petugas yang berjaga pun kurang lebih 10 orang. Sementara warga yang ngantri ribuan ingin masuk kedalam," katanya. (*)
Wajahnya Sembab, Wabup Garut Buka Suara Soal Insiden di Pendopo: Saya Siap Bertanggungjawab Penuh |
![]() |
---|
Maula dan Putri Karlina Minta Maaf, Ungkap Kronologi Tragedi Syukuran Pernikahan di Pendopo Garut |
![]() |
---|
Imbas Tragedi di Pesta Rakyat Pernikahan Anak Dedi Mulyadi, 9 Korban Masih Terbaring di RS |
![]() |
---|
Pesta Rakyat Putri-Maula Tewaskan 3 Orang, Dedi Mulyadi Beri Santunan Rp 150 Juta ke Keluarga Korban |
![]() |
---|
Pesta Rakyat Putri-Maula Berujung Maut, Dedi Mulyadi Tanggung Kebutuhan Keluarga Korban |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.