Pasien Kelaparan di RSUD Gunung Jati
'Kami Tak Tahan Pasien', RSD Gunung Jati Cirebon Bongkar Kronologi Penanganan Korban Gigitan Ular
'Kami Tak Tahan Pasien', RSD Gunung Jati Cirebon Bongkar Kronologi Penanganan Ranu, Pemuda Korban Gigitan Ular
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati Kota Cirebon akhirnya angkat bicara soal video viral yang memperlihatkan aksi protes terhadap pelayanan medis kepada seorang pasien bernama Ranujaya (Ranu), pemuda asal Desa Jagapura Lor, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, yang diduga tidak mendapatkan makanan dan infus selama tiga hari saat menjalani perawatan usai digigit ular berbisa.
Direktur Utama RSD Gunung Jati, dr Katibi, dalam konferensi pers di aula rumah sakit, Selasa (15/7/2025), membantah tudingan bahwa rumah sakit telah menelantarkan pasien.
“Sejak awal kami tangani sesuai prosedur. Pasien datang pada Kamis (3/7/2025) pukul 15.14 WIB."
"Di IGD, pasien kami beri serum anti bisa ular dua vial, kemudian dipindahkan ke HCU dan kembali diberi dua vial."
Baca juga: VIRAL Pasien Miskin Diduga Kelaparan di RSUD Gunung Jati Cirebon, Pengacara: Saya Jadi Penjamin!
"Total empat vial, satu vialnya lebih dari Rp 2 juta, dan kami tidak pernah menanyakan soal biaya saat itu,” ujar Katibi.
Ia menjelaskan, sejak Kamis sore hingga Minggu sore, pasien dirawat intensif di HCU, sebelum akhirnya dipindah ke ruang rawat biasa.
“Dokter visit pada Senin dan menyatakan pasien boleh pulang."
"Tapi karena belum ada kejelasan biaya, pihak keluarga meminta rawat inap dihentikan."
Baca juga: EMAS ANTAM ANJLOK, Emas UBS dan Galeri 24 Hari Ini di Majalengka dan Kuningan Kompak Melesat Segini
"Maka sejak Rabu (9/7/2025) sore, status pasien berubah, bukan lagi pasien rawat inap,” ucapnya.
Terkait tuduhan pasien tak diberi makan, dr Katibi meluruskan, bahwa pasien tetap mendapat hak pelayanan termasuk makan dan minum hingga Rabu sore.
Setelah itu, karena bukan lagi pasien rawat inap, layanan konsumsi dihentikan atas kesepakatan dengan keluarga.
“Sejak Senin hingga Rabu pasien tetap dapat layanan makan. Yang tidak makan tiga hari itu tidak benar."
Baca juga: Daftar Lokasi Razia Operasi Patuh Lodaya di Kuningan, 7 Pengendara Ini Jadi Sasaran Tilang
"Setelah Rabu sore, keluarga menyampaikan akan membeli makan sendiri,” jelas dia.
Soal infus yang tidak dicabut, Katibi mengatakan, hal itu juga menjadi bagian dari prosedur medis dan bukan bentuk pembiaran.
“Petugas sudah berkoordinasi. Tidak ada penelantaran. Kami tidak menahan pasien, justru kami komunikatif."
"MPP kami sudah aktif sejak awal menginformasikan soal pembiayaan kepada keluarga,” katanya.
Baca juga: Jadi Murid Baru Satu-satunya di SDN 1 Wates, Shofi Diajar Langsung Oleh Kepala Sekolah
Ranu diketahui tidak memiliki BPJS saat masuk rumah sakit dan baru mendaftar pada 5 Juli, dua hari setelah dirawat.
Padahal, jika sejak awal menjadi peserta BPJS, biaya perawatan akibat gigitan ular berbisa dapat ditanggung.
“Total biaya yang muncul sebesar Rp 14.129.195 dan baru dibayar Rp 1 juta."
"Sisanya dijanjikan akan dilunasi dalam waktu satu bulan,” ujarnya.
Baca juga: EMAS ANTAM ANJLOK, Emas UBS dan Galeri 24 Hari Ini di Majalengka dan Kuningan Kompak Melesat Segini
Sebelumnya, RSD Gunung Jati menjadi sorotan publik usai sebuah video yang diunggah akun TikTok @ibnusaechulaw memperlihatkan pengacara bernama Ibnu memprotes keras pelayanan rumah sakit terhadap kliennya, Ranu.
Ia menyebut, kliennya tak diberi makan selama tiga hari dan infus tak kunjung dilepas meski pasien dalam kondisi pemulihan.
Baca juga: Gempa Bumi Magnitudo 4,4 Baru Saja Guncang Melonguane Sulut, Ini Info Dari BMKG
“Di penjara saja dikasih makan. Kejam sekali RSUD Gunung Jati. Orang lagi pemulihan recovery,” ucap Ibnu dalam video yang sudah ditonton lebih dari 1,4 juta kali.
Ibnu mengaku akhirnya menjadi penjamin agar Ranu bisa pulang.
“Tagihannya Rp 14,3 juta, tapi saya hanya mampu bayar Rp 1 juta. Sisanya saya jamin pribadi."
"Ini anak dari janda lima anak, mereka benar-benar tidak mampu,” ucap Ibnu.
Baca juga: VIRAL Pasien Miskin Diduga Kelaparan di RSUD Gunung Jati Cirebon, Pengacara: Saya Jadi Penjamin!
Diberitakan sebelumnya, Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati Kota Cirebon tengah menjadi sorotan publik usai sebuah video yang memperlihatkan aksi protes terhadap pelayanan rumah sakit viral di media sosial.
Dalam video berdurasi sekitar 3 menit yang diunggah oleh akun TikTok @ibnusaechulaw, tampak seorang pria yang belakangan diketahui adalah pengacara bernama Ibnu, memprotes keras pelayanan terhadap kliennya yang dirawat di RSUD Gunung Jati.
Ibnu menyebut kliennya, Ranujaya (Ranu), seorang pemuda asal Desa Jagapura Lor, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, tidak diberi makan selama tiga hari dan infus yang dipasang pun tak dicabut, padahal kondisi pasien disebutnya sedang dalam masa pemulihan pasca digigit ular berbisa.
Baca juga: 6 Lokasi SIM Keliling di Cirebon Hari Ini 15 Juli 2025, Balai Desa Putat dan Bank BJB Gebang
"Di penjara saja dikasih makan. Kejam sekali RSUD Gunung Jati. Orang lagi pemulihan recovery," ujar Ibnu dalam video, seperti dikutip Tribun, Senin (14/7/2025).
Dalam video juga terdengar Ibnu memprotes pegawai rumah sakit mengenai infus yang tidak dilepas.
“Kenapa alasannya infus tiga hari tidak dicabut-cabut? Cabut dong, khawatir infeksi. Kasihan nggak bisa bergerak itu,” ucapnya.
Pegawai perempuan yang mengenakan kerudung cokelat terlihat menjawab, "Iya, nanti dilepas ya, sabar."
Baca juga: Prakiraan Cuaca Cirebon Hari Ini Selasa 15 Juli 2025, Waspada MPLS Hari Kedua Udara Panas dan Lembap
Namun Ibnu kembali menegaskan bahwa pasien tidak mendapat asupan baik dari infus maupun makanan.
“Asupan dari infus tidak ada, dari makanan nggak ada, mau bunuh pelan-pelan apa?” jelas dia.
Video ini kemudian menunjukkan adegan petugas rumah sakit tengah melepas infus dari tangan pasien.
Video tersebut hingga kini sudah dilihat lebih dari 1,4 juta kali, disukai 37,3 ribu, dikomentari 4.872 akun dan dibagikan 2.461 kali.
Baca juga: 4 Lokasi SIM Keliling Indramayu Hari Ini 15 Juli 2025, Balai Desa Arahan Lor dan Balai Desa Larangan
Ibnu dalam keterangan resminya kepada media mengatakan, bahwa pasien akhirnya diperbolehkan pulang setelah ia bertindak sebagai penjamin pribadi.
“Tagihannya Rp 14,3 juta, tapi saya hanya mampu membayar Rp 1 juta. Sisanya saya jamin secara pribadi."
"Ini anak dari seorang janda yang punya lima anak, mereka benar-benar tidak mampu."
"Saya hanya ingin membantu agar dia bisa pulang dengan layak,” kata Ibnu.
Pihak rumah sakit pun langsung merespons dengan mempertemukan keluarga pasien dan manajemen RSD Gunung Jati.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Cirebon Hari Ini Selasa 15 Juli 2025, Waspada MPLS Hari Kedua Udara Panas dan Lembap
Hal itu terlihat dari cuplikan video yang diunggah di rangkaian yang sama.
Namun tampaknya, pertemuan itu belum ada titik temu yang jelas hingga akhirnya Ibnu menjadi penjamin dengan membayar Rp 1 juta.
Humas RSD Gunung Jati, Firman, saat dikonfirmasi Tribun, mengaku belum bisa memberikan keterangan resmi.
Ia mengatakan akan memberikan penjelasan pada hari berikutnya.
Baca juga: 6 Lokasi SIM Keliling di Cirebon Hari Ini 15 Juli 2025, Balai Desa Putat dan Bank BJB Gebang
“Besok ada penyampaian informasi (resmi) ya,” ujar Firman singkat saat dihubungi, Senin (14/7/2025) malam.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, Ranu masuk ke rumah sakit dalam kondisi kritis setelah digigit ular berbisa.
Ia sudah dirawat selama tiga hari dan secara medis sudah diperbolehkan pulang, namun terkendala biaya karena menggunakan jalur umum alias tidak memiliki BPJS.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.