Perang Iran vs Israel

Ratusan Rudal Tembus Iron Dome, Serangan Balasan Iran Hancurkan 7 Kota, Amerika Tolak bantu Israel

Saling balas serangan terjadi antara Israel dan Iran. Sejumlah kota di Israel terkena serangan rudal.

Editor: taufik ismail
Tribun Jabar
HL TRIBUN JABAR - Headline Tribun Jabar Senin (16/6/2025) mengenai perang Iran-Israel. 

TRIBUNCIREBON.COM - Bendera merah yang dikibarkan Iran sebagai penanda akan melakukan serangan balasan terhadap wilayah Israel menjadi kenyataan.

Sebanyak 200 rudal berhasil diluncurkan dari Teheran menuju beberapa kota besar di Israel.

Sistem pengamanan rudal Israel, Iron Dome, tak mampu menghalau serbuan Iran yang dilakukan secara bergelombang, Sabtu (14/6/2025) malam waktu setempat.

Jumlah korban tewas di Israel tercatat sebanyak 13 orang dan kemungkinan akan terus meningkat karena banyaknya warga yang mengalami luka cukup serius.

Mengutip laporan jurnalis Tamar Michaelis dan Nadeen Ebrahim dari CNN, jumlah korban tewas di Israel akibat serangan semalam oleh Iran telah meningkat menjadi 13 orang. 

Pengungkapan ini menyibak kehancuran yang melanda wilayah Israel setelah sebelumnya dicoba ditutup-tutupi pemerintah Israel, termasuk dengan pembatasan unggahan di media sosial yang menunjukkan lokasi dan dampak kehancuran dari serangan Iran.

Setidaknya 380 orang terluka, dengan sembilan orang dalam kondisi serius, begitu penjelasan tambahan dari pemerintah Israel.

Pemerintah Israel menambahkan, lebih dari 200 peluncuran roket dilaporkan semalam.

"Ada 22 lokasi terdampak serangan teridentifikasi," kata pernyataan Tel Aviv.

Serangan balasan Iran dilakukan secara bergelombang dengan sandi operasi "True Promise 3”.

Mereka meluncurkan serangan pesawat tak berawak dan rudal ke wilayah pendudukan Israel pada Sabtu malam.

"Menanggapi agresi dan tindakan agresif rezim Zionis dalam menyerang wilayah Iran yang mengakibatkan gugurnya sejumlah komandan tinggi angkatan bersenjata, ilmuwan terkemuka, dan warga negara Iran yang tidak bersalah, terutama anak-anak yang tertindas, Republik Iran telah melancarkan serangan ke wilayah pendudukan sejak Sabtu malam, dan akhir dari serangan ini belum diumumkan," tulis laporan PT mengutip pernyataan sumber militer Iran.

Departemen Hubungan Masyarakat Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) dalam sebuah pernyataan mengumumkan, gelombang baru operasi ofensif rudal-drone gabungan massal "True Promise 3" dengan nama sandi "Ya Ali Ibn Abi Talib" yang mulai diluncurkan dari Iran menuju ke Israel pada pukul 12.30 Waktu Teheran secara bergelombang.

"Serangan diluncurkan oleh Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi pada malam Idul Ghadir sebagai tanggapan atas serangan baru rezim Zionis," kata laporan itu.

Laporan awal menunjukkan, puluhan rudal dan pesawat nirawak Iran berhasil menembus beberapa lapis pertahanan Israel dan menghantam berbagai wilayah sekitar Pukul 24:00 Waktu Teheran.

Beberapa laporan menunjukkan bahwa rudal Iran menghantam Tel Aviv, Netanya, Herzliya, Haifa, Tamra, Ashdod, dan Kiryat, yang menyebabkan kebakaran besar. Media Israel melaporkan bahwa Iran hanya menembakkan 40 rudal ke Haifa.

Sekitar pukul 00:15 Waktu Teheran, Rudal Iran menghantam salah satu infrastruktur energi paling vital rezim Israel, kilang Haifa, yang memasok 40 persen bensin dan 60 persen solar Israel.

Gambar yang dipublikasikan oleh media Israel menunjukkan, rudal tersebut secara akurat menghantam fasilitas-fasilitas utama ini.

Beberapa rudal Iran juga menghantam fasilitas listrik vital Israel. Serangan-serangan ini menyebabkan gangguan besar-besaran pada jaringan distribusi listrik di wilayah-wilayah pusat wilayah pendudukan dan melumpuhkan sebagian infrastruktur vital rezim tersebut.

Media Timur Tengah  melaporkan, setidaknya ada 30 rudal berpemandu presisi Iran menargetkan Haifa diluncurkan pada pukul 01:00 Waktu Teheran.

Kilang minyak Haifa (pusat produksi bensin Israel), infrastruktur industri dan pelabuhan, beberapa menara hunian 20 lantai, dan sebuah pembangkit listrik termasuk di antara target yang ditargetkan oleh Iran

Media berbahasa Ibrani mengumumkan, pertahanan udara Israel lengah; kabinet berada dalam kondisi goncangan keamanan. Ini adalah salah satu serangan langsung terberat jauh di dalam rezim Israel.

Surat kabar Zionis Ma’ariv menulis, “Kami saat ini berada di bawah serangan paling parah dalam sejarah Israel; di mana Perdana Menteri Netanyahu?!”

Sekitar pukul 02:00 Waktu Teheran, Departemen Hubungan Masyarakat Korps Garda Revolusi Islam mengumumkan dalam Pengumuman Kedua. "Dalam kelanjutan operasi serangan ofensif gabungan "Janji Sejati 3" sebagai tanggapan atas kejahatan dan agresi rezim Zionis saat ini, fasilitas produksi bahan bakar jet tempur dan pusat pasokan energi rezim Zionis menjadi sasaran banyak pesawat nirawak dan rudal. Operasi ofensif angkatan bersenjata Republik  Iran akan terus menjadi lebih ganas dan meluas jika kejahatan dan agresi terus berlanjut,"

Sekitar pukul 03:00, gelombang ketiga dari fase kedua "Janji Sejati 3" dimulai dengan serangan rudal dan pesawat nirawak Iran di Palestina yang diduduki. Media Israel melaporkan, ledakan besar mengguncang Tel Aviv.

Media Israel mengatakan bahwa Iran menembakkan 50 rudal balistik dalam gelombang serangan ini. Media Ibrani mengejek pernyataan Netanyahu bahwa "jalan menuju Iran sekarang semakin terhampar," dengan mengatakan, "Tampaknya jalan menuju pusat Israel sekarang sudah terbentang."

Selain serangan rudal dan pesawat nirawak Iran, angkatan bersenjata Yaman juga meluncurkan rudal ke wilayah pendudukan bersamaan dengan serangan Iran.

Penyelidikan menunjukkan bahwa dalam kedua serangan ini, berbagai kota Israel seperti Haifa, wilayah metropolitan Tel Aviv, Quds, pelabuhan Acre, Eilat, Tiberias, Galilea, Kiryat Shemona, dan Tamra menjadi sasaran serangan Iran.

Menurut laporan media Israel, di wilayah besar Tel Aviv, Bet Yam dan Rekhvot di selatan Tel Aviv, Netaya dan Herzliya di utara Tel Aviv, dan sekitar Bandara Ben Gurion di tenggara Tel Aviv menjadi target sasaran tembakan rudal dan pesawat nirawak Iran.

Israel Kembali Membalas

Ibu Kota Iran, Teheran kembali diserang oleh Israel pada Minggu (15/6). Sebelumnya, Teheran barat laut terdengar ledakan pada pukul 14.27 waktu Iran. Belum diketahui lokasi pastinya di mana ledakan tersebut terjadi.

Dikutip dari Al Jazeera, ledakan kedua kembali terdengar di Teheran yang mengindikasikan bahwa serangan Israel terus berlanjut. Korban tewas akibat serangan Israel ke Iran ini terus bertambah.

Menteri Kesehatan Iran, Mohammad-Reza Zafarghandi mengatakan sebagian besar korban yang terbunuh adalah anak-anak dan perempuan. Diberitakan CNN, hingga saat ini, belum ada penghitungan resmi yang diberikan terkait jumlah korban tewas akibat konflik tiga hari dengan Israel.

Namun, utusan Iran untuk PBB mengatakan setidaknya 78 orang dilaporkan tewas dalam gelombang serangan awal. Keesokan harinya, media pemerintah melaporkan sedikitnya 60 orang tewas ketika serangan rudal menghantam blok permukiman.

Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, seorang pejabat keamanan senior Iran menyatakan kalau negaranya tengah mempersiapkan diri untuk melakukan konfrontasi jangka panjang dengan Israel akibat kelakuan dari negara zionis tersebut. Iran, kata dia,  juga akan meningkatkan tingkat serangannya jika agresi Israel berlanjut.

Pejabat Iran yang tidak disebutkan namanya menambahkan,"Teheran tidak memulai perang, tetapi kitalah yang akan menentukan akhir dari agresi ini”.  Ia melanjutkan,"Kami akan membela bangsa dan negara kami melawan kebiadaban Israel dan kami akan terus menempuh jalan ini."

Takut Diserang, Amerika Bantah Terlibat

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, kembali menegaskan kalau negaranya tidak terkait pada serangan yang dilakukan Israel terhadap Iran pada Jumat (13/6) kemarin. Berbicara pada Minggu (15/6), Trump mewanti-wanti Teheran dengan ancaman keras jika Iran menyerang Amerika Serikat dengan cara apa pun, mereka akan menghadapi kekuatan militer AS "pada tingkat yang belum pernah terlihat sebelumnya."

Ancaman Trump ini menyembulkan kekhawatiran yang disimpan Gedung Putih atas keamanan aset-aset mereka yang tersebar di kawasan Timur Tengah. Trump kemudian cepat-cepat menggarisbawahi kalau AS tidak terlibat dalam serangan Israel ke Iran.

"AS tidak ada hubungannya dengan serangan terhadap Iran. Jika kita diserang dengan cara apa pun, bentuk atau wujud apa pun oleh Iran, kekuatan penuh dan kekuatan Angkatan Bersenjata AS akan menyerang Anda pada tingkat yang belum pernah terlihat sebelumnya," katanya.

"Kita dapat dengan mudah mencapai kesepakatan antara Iran dan Israel , dan mengakhiri konflik berdarah ini!. Kita dapat dengan mudah mencapai kesepakatan antara Iran dan Israel, dan mengakhiri konflik berdarah ini!"

Sebelumnya Israel merengek dan merayu AS untuk membantu serangan ke Iran. Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) mengungkapkan Israel telah meminta pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk bergabung langsung dalam serangan terhadap Iran.

Namun, pejabat itu menegaskan pemerintahan Trump mengisyaratkan untuk tidak melakukannya.

"Amerika Serikat saat ini tidak mempertimbangkan untuk mengambil langkah seperti itu," kata pejabat itu mengonfirmasi kepada situs web Israel, Walla, pada hari Sabtu (14/6).

Selain pejabat tersebut, dua sumber pemerintah Israel mengatakan Israel secara resmi meminta partisipasi AS dalam serangan terhadap Iran selama 48 jam terakhir. Kedua sumber tersebut menekankan perlunya dukungan AS untuk menghancurkan fasilitas pengayaan uranium Fordow milik Iran, yang terletak jauh di dalam gunung di Provinsi Qom.

Mereka mengatakan Amerika Serikat memiliki dua bom yang kemungkinan dapat menjangkau fasilitas nuklir tersebut. "Israel tidak memiliki bom penghancur bunker dengan kekuatan yang dibutuhkan untuk menghancurkan fasilitas ini, dan juga tidak memiliki pesawat pengebom strategis yang mampu membawanya," kata mereka, seperti diberitakan Axios.(aljazeera/oln/CNN/PT/reuters)

Baca juga: WNA Asal Iran Ditangkap Polres Indramayu Gara-gara Simpan Senjata Api Ilegal

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved