Khutbah Jumat
Teks Khutbah Jumat Terbaru 20 Desember 2024 Berjudul Rayakan Hari Ibu dengan Suka Cita
Tribuncirebon.com sajikan contoh teks Khutbah Jumat tentang Hari Ibu pilihan terbaik dan menyentuh hati untuk referensi.
Penulis: Sartika Harun | Editor: Sartika Rizki Fadilah
Dikisahkan, Abdullah bin Umar pernah melihat seorang lelaki menggendong wanita yang telah tua renta. Ia gendong di punggungnya sembari tawaf mengelilingi Ka’bah sekian putaran.
Abdullah bin Umar bertanya, “Siapa wanita ini?” Ia menjawab, “Sesungguhnya ia adalah ibuku. Apakah menurutmu, aku telah bisa memenuhi haknya?” Abdullah bin Umar menjawab, “Demi Allah, sekali pun engkau melakukan seperti ini, tetap tak akan mampu menandingi satu erangan dari rasa sakit saat melahirkanmu.”
Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Jumat Hafidzakumullah.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat Singkat: Memohon agar Dijauhkan dari Hati yang Mati
Menilik kehidupan masyarakat sekuler seperti di negara-negara Barat, ada beberapa keluarga yang memandang orang tua mereka sebagai beban hidup. Banyak dari mereka yang kemudian memasukkan orang tuanya ke panti-panti jompo karena tidak sanggup melayani dan berkhidmat kepada mereka.
Dalam momen seperti Hari Ibu, mereka berbondong-bondong mendatangi para orang tuanya, memuliakan, membawakan hadiah, makanan, dan minuman. Setelah itu, keadaan yang sunyi kembali dirasakan oleh para ibu. Mereka ditinggal oleh anak anak yang telah ia lahirkan antara hidup dan mati, yang ia rela berkorban demi kehidupan anak-anaknya. Mereka dilupakan begitu saja.
Beragam cara telah diajarkan Islam dalam berbakti kepada ibu. Pertama, berlaku baik dengan mengutamakan kebaikan kepada ibu sebelum melakukannya kepada orang lain dan mencegahnya dari semua hal yang menganggu atau membuatnya merasa tidak nyaman. Ibu adalah sosok yang paling berhak mendapatkan perlakuan terbaik yang bisa kita lakukan.
Dalam hadits disebutkan,
يا رَسُولَ الله من أَحَقُّ الناس بِحُسْنِ صَحَابَتِي قال أُمُّكَ قال ثُمَّ من قال ثُمَّ أُمُّكَ قال ثُمَّ من قال ثُمَّ أُمُّكَ قال ثُمَّ من قال ثُمَّ أَبُوكَ
“Ada seseorang yang datang menghadap Rasulullah dan bertanya, “Ya Rasulallah, siapakah orang yang lebih berhak dengan kebaikanku?” Jawab Rasulullah, “Ibumu.” Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Jawabnya, “Ibumu.” Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Jawabnya, “Ibumu.” Ia bertanya lagi, “Lalu siapa?” Jawabnya, “Ayahmu.” (HR: Bukhari-Muslim)
Diriwayatkan juga :
أن جاهمة جاء إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقال يا رسول الله أردت أن أغزو وقد جئت أستشيرك فقال هل لك من أم قال نعم قال فالزمها فإن الجنة تحت رجليها
“(Ada seorang bernama) Jahimah datang kepada Nabi lalu berkata, “Ya Rasulullah, aku hendak berjihad, aku menemuimu untuk meminta pendapatmu.” Rasul berkata, “Apakah engkau memiliki ibu?” Ia menjawab, “Iya,” Rasul berkata, “Senantiasalah bersamanya, sesungguhnya surga berada di bawah kedua kakinya.” (HR: Nasa’i)
Kedua, memenuhi segala kebutuhan ibu kita. Seorang anak yang berbakti harus cerdas dalam mengetahui apa yang menjadi kebutuhan ibunya, kemudian berusaha memenuhi sesuai kemampuan yang dimilikinya.
Karena banyak dari ibu yang merasa sungkan dan malu untuk meminta langsung. Di sinilah diperlukan kepekaan dari diri kita sebagai anak sehingga kita dapat menunaikan kebutuhan ibu kita. Caranya dengan sering duduk bersamanya.
Kita bisa belajar banyak kepada Sayidina Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Beliau tidak berani makan bersama ibunya, padahal beliau ini termasuk anak yang sangat berbakti kepadanya.
Materi Khutbah Jumat 19 September 2025: Dosa Durhaka Kepada Orang Tua |
![]() |
---|
Materi Khutbah Jumat Terbaru Pekan Ini: Senantiasa Bersyukur atas Segala Nikmat |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat Bermakna 19 September 2025 Berjudul Fadhilah Membahagiakan Orang Lain |
![]() |
---|
NASKAH Khutbah Jumat Hari Ini: Makna dan Implementasi Taqwa dalam Kehidupan Sehari-hari |
![]() |
---|
NASKAH Khutbah Jumat Hari Ini, Tiga Amalan yang Dapat Menjauhkan dari Api Neraka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.