Kekerasan Perempuan dan Anak

Jangan Takut Lapor, Korban Kekerasan Perempuan dan Anak di Cirebon Diminta Manfaatkan Motekar

Banyaknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Cirebon tak diiringi dengan keberanian para korban untuk melapor.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
TribunCirebon.com/ Eki Yulianto
Pegiat di Women Crisis Center (WCC) Mawar Balkis Cirebon, Lutfiyah Handayani 

“Upaya ini menunjukkan niat baik pemerintah untuk melindungi dan memenuhi hak korban kekerasan terhadap perempuan. Namun, pendekatannya perlu lebih maksimal,” katanya.

WCC Mawar Balkis berharap layanan pengaduan bisa dilengkapi dengan call center yang tersebar di berbagai tempat.

Baca juga: Ada 248 Usulan Pemekaran Kabupaten, Kemendagri Terima 337 Usulan Pembentukan Daerah Otonomi Baru

Selain itu, komunitas atau organisasi yang aktif di media sosial, seperti Fatayat dan Fahmina, diharapkan bisa berfungsi sebagai media untuk melapor.

“Misalnya, korban melapor ke Fatayat atau Fahmina. Mereka nanti akan merujuk korban ke lembaga layanan yang sesuai."

"Dengan begitu, korban tidak langsung melapor ke kepolisian, tetapi mendapat pendampingan terlebih dahulu,” ujarnya.

Baru-baru ini, WCC Mawar Balkis Cirebon juga turut serta dalam kegiatan Diskusi dan Konsolidasi Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (16 HAKTP) yang diinisiasi oleh Komnas Perempuan, pada Jumat (13/12/2024).

 

 
 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved