Ribuan Teguran dan 282 Tilang, Kasat Lantas Polresta Cirebon: Upaya Polisi Menekan Pelanggaran Lalin

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto 

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Upaya menekan pelanggaran lalu lintas terus dilakukan oleh Satlantas Polresta Cirebon melalui pendekatan yang lebih persuasif.

Hingga hari ketujuh pelaksanaan operasi, pihak kepolisian mencatat sudah ada 282 tindakan penilangan dan ribuan teguran yang diberikan kepada para pelanggar lalu lintas.

Kasat Lantas Polresta Cirebon, Kompol Mangku Anom Sutresno, dalam podcast bersama Tribuncirebon.com pada Selasa (22/10/2024), menyampaikan bahwa penindakan dalam bentuk tilang merupakan langkah terakhir yang diambil polisi.

Baca juga: Kurang 5 Hari Lagi, Titik Lokasi Ini Jadi Incaran Operasi Zebra Lodaya 2024 di Cirebon

"Sampai hari ketujuh kemarin sore, itu kita sudah melakukan penindakan penilangan sebanyak 282 kali dengan sudah ribuan teguran."

"Jadi, kami melakukan penindakan pelanggaran atau dalam bentuk tilang itu sudah upaya terakhir, yang biasanya sudah saya perintahkan juga kepada anggota jangan ditilang kalau bentuk pelanggarannya biasa-biasa saja."

"Tapi kalau bentuk pelanggarannya sudah berat, tidak ada ampun tilang begitu," ujar Mangku Anom, Selasa (22/10/2024).

Ia menjelaskan, bahwa jumlah teguran yang diberikan lebih banyak dibandingkan tindakan tilang.

Baca juga: 4 Titik Lokasi Operasi Zebra di Jakarta Utara Besok 22 Oktober 2024. Pelanggaran Ini yang Diincar

"Jadi terlihat lah dari jumlahnya, kurang lebih sudah ada seribu sekian teguran dengan 282 penilangan."

"Teman-teman sudah paham tentunya, bahwa kami tidak memprioritaskan penilangan, kami tegur dan ingatkan sampai bosan," ucapnya.

Selain penegakan disiplin, polisi juga memperhatikan angka kecelakaan lalu lintas.

Berdasarkan data terbaru, selama operasi berlangsung, terdapat 6 kejadian kecelakaan dengan rincian 5 korban mengalami luka-luka dan 1 meninggal dunia.

Baca juga: Bukan Sekadar Tilang, Operasi Zebra Lodaya 2024 di Cirebon Incar Edukasi Keselamatan Berkendara

"Jumlah itu tidak bisa dibilang banyak karena harapan saya tidak ada kecelakaan."

"Tapi setidaknya, kami meminimalisir fatalitas dan dibanding tahun kemarin itu jumlahnya menurun, karena jumlah kejadiannya cuma 6," jelas dia.

Mangku Anom juga mengulas mengenai tingkat kepatuhan lalu lintas pada generasi muda, khususnya generasi Z, yang dinilai masih rendah.

"Kalau kita melihat klasifikasi atau pun karakteristik Gen Z, tingkat kepatuhan mereka itu rata-rata masih di bawah umur atau di bawah 18 tahun, sehingga dikatakan masih belum patuh. Tapi saya tidak bisa menyalahkan mereka sepenuhnya, tapi lebih ke orang tuanya," katanya.

Baca juga: 4 Titik Lokasi Operasi Zebra di Jakarta Utara Besok 22 Oktober 2024. Pelanggaran Ini yang Diincar

Ia menekankan peran penting orang tua dalam mengawasi dan mendidik anak-anak mereka tentang keselamatan di jalan.

Data menunjukkan bahwa kecelakaan paling sering terjadi pada kelompok usia pekerja, yaitu 21 tahun, diikuti oleh usia 14 tahun.

"Teman-teman Gen Z itu masih di bawah umur, masih 14 tahun sehingga belum cakap mengambil keputusan. Contoh kalau di jalan merasa disalip orang lain, akhirnya ngebut."

"Hal-hal seperti itu yang memang terus kami upayakan untuk dibudayakan hampir setiap hari menindak para pelanggar tadi," ujarnya.

Baca juga: Kurang 5 Hari Lagi, Titik Lokasi Ini Jadi Incaran Operasi Zebra Lodaya 2024 di Cirebon

Mangku Anom berharap, kesadaran akan keselamatan berkendara dapat lebih ditingkatkan melalui pendekatan preventif yang ramah dan sesuai dengan generasi muda.

"Pola pendekatan ke Gen Z itu tidak bisa dipaksa ya, tidak bisa kita memaksa mereka harus sadar."

"Kesadaran mereka harus dilakukan dengan hal-hal yang dekat dengan mereka, misalnya membuat konten-konten yang dekat dengan mereka," ucap Mangku Anom.