Dugaan Bullying di Binus School Simprug

Dugaan Bullying di Binus School Simprug, Pelaku Diduga Anak Ketua Parpol, Mediasi Deadlock

Seorang pelajar berinisial RE (16) diduga menjadi korban perundungan hingga pelecehan seksual di Binus School, Simprug, Jakarta Selatan.

Istimewa
Ilustrasi bullying 

"Ya kalau tindak pidana, kalau lihat videonya jelas, ada," ungkap mantan Wakapolsek Pasar Minggu itu.

Sementara itu, pihak Binus School Simprug membantah adanya tindakan bullying maupun pelecehan seksual terhadap korban.

Humas Binus School Education, Haris Suhendra mengatakan, pihaknya telah melakukan investigasi terkait peristiwa yang dilaporkan korban.

Baca juga: Viral Video Pria Diduga Maling Tewas Seusai Kepalanya Terjepit Pintu, Ini Kronologinya

"Sejak awal, sekolah menanggapi laporan dari yang bersangkutan dengan serius. Sekolah telah melaksanakan investigasi berdasarkan bukti dan saksi," kata Haris dalam keterangannya.

Haris menuturkan bahwa hasil investigasi menyatakan tidak ada temuan bullying dan pelecehan seksual, melainkan hanya perselisihan antarsiswa.

"Kami menemukan bahwa kejadian tersebut adalah perselisihan antar siswa. Tidak ada temuan yang mengindikasikan adanya bullying dan pelecehan seksual," ungkap dia.

"Semua siswa yang terlibat dalam perselisihan tersebut telah mendapatkan sanksi berdasarkan fakta yang ditemukan dan sesuai dengan peraturan sekolah. Dengan adanya kejadian ini, sekolah juga memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan dukungan pembelajaran baik luring maupun daring," imbuhnya.

Sebelumnya, korban RE mengaku sudah setahun menempuh pendidikan di sekolah itu, namun hanya tiga bulan mengikuti pembelajaran secara offline.

"Hari pertama saya , dan sampai di bulan Januari saya mendapatkan penganiayaan yang kejam dan sadis," kata RE di Polres Metro Jakarta Selatan, Senin (9/9/2024).

RE mengaku dianiaya selama dua hari berturut-turut. Bahkan, ia mengklaim akan dihabisi oleh sekelompok siswa yang disebut telah membentuk sebuah geng.

"Saya dari para pelaku sudah dianiaya selama dua hari, di hari pertama dan kedua secara berturut-turut. Bahkan para geng ini sudah merencanakan lima hari berturut-turut hingga hari terakhir saya akan dihabisi oleh ketua geng di sana," ungkap dia.

"Namun di hari kedua saya sudah benar-benar tidak merasakan tubuh saya karena saya sudah babak belur di sana," imbuhnya.

 

(Sumber: TribunJakarta.com) 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved