UMKM

Manfaatkan SDA Sekitar Pantai di Labuan, Rina Sukses Buat UMKM Otak-otak Tanpa MSG & Bahan Pengawet

Banyak pelaku UMKM saat ini terus berinovasi untuk menciptakan produk makanan yang inovatif dan lezat.

Tribuncirebon.com/Mutiara Suci Erlanti
Marina (45), pelaku UMKM produk protein hewani di KP. Masjid, Labuan, Pandeglang, Banten (Kiri) 

TRIBUNCIREBON.COM- Banyak pelaku UMKM saat ini terus berinovasi untuk menciptakan produk makanan yang inovatif dan lezat.

Bukan hanya rasanya yang lezat, namun produk makanan yang dibuatnya juga harus bergizi.

Itulah yang dilakukan Marina (45), pelaku UMKM produk protein hewani di KP. Masjid, RT 002/RW 001, Labuan, Pandeglang, Banten.

Dia merintis dan membuat UMKM Otak-otak Bu Rina sejak tahun 2015.

Marina mulai memproduksi Otak-otak dengan modal awal dari KUR BRI dan memanfaatkan sumber daya alam berupa ikan di sekitar pantai dekat rumahnya.

“Saya memilih membuat produk Otak-otak karena mudah diolah dan banyak peminatnya,” kata Marina di Labuan, Pandeglang, Banten, Minggu (1/9/2024).

Wanita yang akrab disapa Rina ini merintis UMKM Otak-otak di rumahnya.

Awalnya dia mulai membuat UMKM Otak-otak Bu Rina dibantu oleh suaminya. Namun, kini Rina telah memiliki dua orang karyawan.

UMKM Otak-otak Bu Rina berlokasi dekat Pantai Caringin Labuan, sehingga banyak warga sekitar pesisir dan wisatawan yang sering menjadi langganan dan membeli Otak-otak buatannya.

Karena tempatnya yang strategis, Rina pun selalu mendapatkan pasokan ikan segar khususnya ikan Tenggiri dari nelayan atau pedagang ikan di sekitarnya.

“Saya selalu memakai ikan segar tangkapan langsung dari laut sebagai bahan baku,” kata Rina.

aAdonan Otak-otak Bu Rina
Adonan Otak-otak Bu Rina

Otak-otak Bu Rina ini dijual dengan harga satuan Rp 1.500 dan dijual ke rumah makan dan perorangan serta belum dijual secara online.

Selain harganya yang murah, Otak-otak Bu Rina rasanya yang enak dan selalu segar.

“Saya membuat dan menjual setiap hari untuk dipasok ke rumah makan dan pesanan juga. Saya membuatnya secara langsung setiap hari,” jelas Rina.

Saat pandemi Covid-19 melanda, UMKM Otak-otak Bu Rina mengalami berbagai kendala.

Biasanya Rina bisa mendapatkan omzet sekitar Rp 300-700 ribu, namun saat pandemi pendapatannya pun turun jauh.

“Kendalanya saat wisatawan sepi ya, Ibu waktu pandemi Covid-19 sempat berhenti beroperasi dan mengalami kendala permodalan,” ungkap Rina.

Namun Rina tidak putus asa. Dirinya mulai bangkit dan mulai membuat Otak-otak lagi setelah pandemi berakhir.

“Saya mencoba untuk bangkit lagi dengan merintis dari awal dengan membuat Otak-otak sedikit demi sedikit. Sehingga terkumpul kembali modal sembari menunggu wisatawan datang lagi,” ungkapnya.

UMKM Otak-otak Rina ini mengutamakan rasa yang nikmat dan bergizi dengan penggunaan bahan baku ikan Tenggiri segar.

oOtak-otak Bu Rina
Otak-otak Bu Rina

Bahkan, Rina mengaku tidak tertarik menggunakan bahan seperti MSG dan pengawet untuk membuat Otak-otak.

“Saya menggunakan bahan alami tanpa tambahan bahan pengawet dan hanya tahan dua hari dalam lemari es. Dengan produk makanan yang bersih, sehat, dan tanpa bahan pengawet, saya bisa memberikan kepercayaan kepada masyarakat,” jelas Rina.

Dia berharap bisa memajukan UMKM Otak-otak miliknya jika mendapat bantuan dari pemerintah.

“Jika saya mendapatkan bantuan dari pemerintah, saya ingin untuk membuka tempat di pasar khusus UMKM saya ini dan saya juga ingin menambah modal produksi saya,” ungkap Rina.

Saat ini, pelaku UMKM makanan seperti Rina ini tergerak untuk membuat produknya dengan menggunakan bahan baku ikan segar berkualitas sehingga konsumen gizinya bertambah dan menjadi sehat.

Gaungan agar masyarakat bisa menambah gizi dari mengonsumsi ikan pun sudah dilakukan pemerintah.

Penjabat Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Provinsi Jawa Barat, Amanda Soemedi Bey Machmudin, mengatakan, salah satu tantangan utama dalam meningkatkan konsumsi ikan yaitu memperkenalkan manfaatnya secara luas kepada masyarakat.

Amanda Soemedi mengatakan bahwa Forikan Jabar hadir untuk mendongkrak kegemaran mengonsumsi ikan di masyarakat dengan berbagai kegiatan. 

"Di antaranya bekerja sama dengan sekolah dan komunitas memperkenalkan pola makan sehat kepada masyarakat agar menyediakan ikan sebagai salah satu menu makanan bagi anak," kata Amanda dalam Rapat Koordinasi Forikan Tingkat Provinsi Jabar di Plaza Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (23/8/2024). 

Dalam rakor tersebut dibahas berbagai program dan kegiatan yang telah dilaksanakan serta merencanakan langkah-langkah konkret ke depan untuk meningkatkan efektivitas dan jangkauan terkait dengan peningkatan konsumsi ikan di setiap daerah di Jabar. 

Lalu, Amanda juga menjelaskan kegiatan Forikan lainnya, yakni mempromosikan produk lokal melalui pasar dan festival ikan yang  digelar Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jabar setiap bulan serta melakukan kemitraan dengan pelaku usaha perikanan. 

"Selain itu memberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan kapasitas pelaku usaha, serta memperkenalkan program-program yang mendukung kesehatan melalui konsumsi ikan, termasuk inisiatif untuk mengurangi angka stunting dan masalah kesehatan lainnya yang berkaitan dengan kekurangan gizi," ungkapnya. 

Pada kesempatan itu, Amanda juga mendorong agar ikan menjadi salah satu makanan pilihan bagi ibu hamil untuk mempersiapkan kelahiran. 

"Mari kita manfaatkan pertemuan ini untuk bertukar informasi, pengalaman, serta ide-ide inovatif yang dapat memperkuat implementasi program-program terkait konsumsi ikan dengan sinergi dan kolaborasi yang baik," ucapnya. 

Berbicara soal pemenuhan gizi, Japfa memberikan tips agar masyarakat lebih gemar mengonsumsi ikan atau seafood.

Hersynanda Karyadi Utama, Sales Manages Food Services STP (Anak Usaha Milik Japfa) mengungkapkan, tidak semua asupan gizi itu yang kita butuhkan untuk metabolisme itu bisa diproduksi dari dalam tubuh, makanya kita perlu konsumsi protein yang beragam.

Hersynanda Karyadi Utamaa
Hersynanda Karyadi Utama, Sales Manages Food Services STP (Anak Usaha Milik Japfa)

“Orang Indonesia sebetulnya suka makan ikan. Tetapi yang menjadi tantangan adalah soal accessibility dalam artian kepraktisan lalu juga apa jenis protein tersebut untuk bisa dikonsumsi sebagai makanan harian itu juga termasuk yang jadi concern,” jelas Hersynanda Karyadi Utama di acara #JapfaTalk di akun youtube Japfa Indonesia.

Di Japfa, kata Hersynanda, pihaknya menyediakan produk seafood yang affordable atau terjangkau. 

“Selain itu, kepraktisan itu kami rasa juga salah satu yang mentrigger orang untuk bisa konsumsi (Seafood) atau enggak. Makanya, kita ingin memberikan olahan ikan berkualitas, terjangkau dan beragam, sehingga minimal dari sisi kepraktisannya juga sudah bisa kita kasih solusinya,” jelasnya. (Tribuncirebon.com/Mutiara Suci Erlanti)

 

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved