Monkeypox
Langkah Dinkes Jabar Antisipasi Penyebaran Monkeypox, Waspadai Juga Gejala-gejalanya
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jabar mencacat, sepanjang 2024 hanya ada dua kasus saja.
Langkah Dinkes Jabar Antisipasi Penyebaran Monkeypox
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Kasus monkeypox atau cacar monyet di Jabar relatif rendah. Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jabar mencacat, sepanjang 2024 hanya tada dua kasus saja.
Kepala Dinas Kesehatan Jabar, Vini Adiani Dewi mengatakan, jumlah itu sangat sedikit jika dibandingkan tahun lalu yang mencapai 11 kasus.
"2024 ada dua, terakhir itu bulan Mei. Sampai sekarang kami terus melakukan survailance atau pemantauan di lapangan sekiranya ada dugaan," ujar Vini, Selasa (3/9/2024).
Baca juga: Dua Pasien Monkeypox Asal Jabar Kini Telah Sembuh, Dua Suspect Negatif
Saat ini, kata dia, dua pasien yang terjangkit monkeypox tersebut sudah dinyatakan sembuh, sementara beberapa suspect yang sempat diperiksa di RSUD Bogor dipastikan negatif.
Gejala pada penyakit ini, kata dia, demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam atau lesi kulit.
Ruam biasanya dimulai dalam satu sampai tiga hari sejak demam. Ruam atau lesi pada kulit ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.
Vini mengatakan, risiko penularan monkeypox adalah orang yang tinggal dengan atau memiliki riwayat kontak erat, termasuk kontak seksual, dengan seseorang yang terinfeksi monkeypox. Bisa juga penularan melalui hewan yang terinfeksi.
Vini pun menyarankan, masyarakat melakukan pencegahan dengan membersihkan dan disinfeksi lingkungan yang bisa saja terkontaminasi.
"Jadi, kalau ada dugaan atau suspek-suspek, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Kita tetap terus melaksanakan pemantauan terhadap kasus tersebut sesuai dengan kewaspadaan yang disampaikan oleh WHO," katanya.
"Penularan monkeypox itu bisa dari berbagai arah, salah satunya adalah dengan hubungan seksual ya. Makanya kenapa kita sebutnya risiko tingginya lebih kepada kaum-kaum yang melakukan kegiatan seksualnya tidak aman. Kebanyakan laki-laki, betul," tambahnya.
Penularan selain aktivitas seksual yakni dari airbond atau pernafasan. Sebab percikan ludah bisa saja menularkan jika ada kontak erat serta penularan dari cairan pada luka penderita monkeypox.
Baca juga: Tanda-tanda Gejala Monkeypox, Ada Tiga Fase Cacar Monyet, Waspada Jika Ada Alami Sakit Kepala Hebat
"Jadi, kalau ludah yang selewat saja tidak langsung gampang tertular. Lalu dari luka lukanya langsung. Jadi kalau sempat megang, kemungkinan tertular ketika kita enggak cuci tangan, makan langsung, itu bisa langsung jadi tertular monkeypox," ucapnya.
Sementara, untuk vaksin monkeypox ketersediaannya masih terbatas. Jabar sendiri belum dapat vaksin karena jumlah kasusnya sangat rendah.
"Ya, pada prinsipnya kami pemantauan tidak berhenti, karena fungsi kita itu semua penyakit juga memang pemantauan yang terus-menerus dilakukan. Kalau vaksin itu hanya untuk yang beresiko tinggi dan di wilayahnya banyak dilaporkan kasus terkonfirmasi. Kalau Jawa Barat dianggap tidak usah mendapatkan vaksin," katanya. (Tribun Jabar/Nazmi)
Komentar Bojan Hodak Setelah Persib Bandung Menang Lawan Manila Digger, Puji Uilliam Barros |
![]() |
---|
UPDATE Harga Emas Antam di Purwakarta dan Subang Merosot Selama 3 Hari, 1 Gram Jadi Segini |
![]() |
---|
Naik Penyidikan, Polres Indramayu Bentuk Tim Khusus Kasus Kematian Putri Apriyani |
![]() |
---|
Starting Eleven Persib Bandung vs Manila Digger, Teja Paku Alam Kembali Diturunkan |
![]() |
---|
Sosok Pelaku Perampasan Nyawa Dea Ibu Muda di Purwakarta, Ternyata Orang Dekat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.