Apotek di Cirebon Terancam Bangkrut

Terancam Bangkrut, Ternyata Gara-gara Masalah Ini Apotek Legendaris di Cirebon Terancam Gulung Tikar

Terancam bangkrut, Apotek Legendaris di Cirebon Terancam Bangkrut, Ini Faktornya 

|
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
TribunCirebon.com/ Eki Yulianto
Potret depan Apotek Pasuketan yang berada di Jalan Pasuketan nomor 88, Kelurahan/Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto 

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON-Salah satu apotek tertua dan paling dikenal di Kota Cirebon, Apotek Pasuketan, terancam bangkrut.

Permasalahan internal dalam keluarga pemilik saham menjadi salah satu penyebab utamanya.

Kuasa hukum salah satu pemilik saham Apotek Pasuketan, Reno, mengonfirmasi adanya masalah tersebut.

Menurut Reno, kliennya, Indrawati Setiabudi, telah meminta Benjamin Setiabudi dan Juanita Sulistyowati untuk mengambil langkah-langkah penting guna memperbaiki kinerja dan transparansi dalam pengelolaan apotek.

Baca juga: Terancam Bangkrut, Ternyata Gara-gara Masalah Ini Apotek Legendaris di Cirebon Terancam Gulung Tikar

"Tuntutan klien kami adalah pelaksanaan putusan pengadilan yang mewajibkan Benjamin Setiabudi menjalankan keputusan Perkara Nomor 16/Pdt.G/2022/PN.Cbn dengan transparansi penuh," ujar Reno dalam wawancara di salah satu hotel di Jalan Kartini, Kota Cirebon, Senin (29/7/2024).

Lebih lanjut, Reno menjelaskan bahwa Benjamin Setiabudi diminta untuk membentuk badan hukum atas nama Apotek Pasuketan, di mana Indrawati Setiabudi memiliki saham sebesar 25 persen.

Selain itu, kliennya juga menuntut laporan audit lengkap untuk tahun pembukuan 2022 dan 2023.

"Penurunan kinerja Apotek Pasuketan saat ini sangat memprihatinkan."

Baca juga: SEDANG BERLANGSUNG, Final Piala AFF Timnas Indonesia U-19 vs Thailand, Ayo Garuda Muda, Juara!

"Pendapatan bagi hasil yang diterima Indrawati Setiabudi turun drastis dari Rp 259 juta pada 2021 menjadi Rp 79.418.829 pada 2022 dan hanya Rp 43.52.872 pada 2023," ucapnya.

Menurut Reno, jumlah aset apotek juga menurun signifikan dari Rp 1.591.368.555 pada 2022 menjadi Rp 1.194.287.149 pada 2023, tanpa penjelasan memadai dari pengelola.

Laba pun mengalami penurunan, dari Rp 317.675.316 pada 2022 menjadi Rp 172.211.486 pada 2023.

Benjamin Setiabudi, sebagai pengelola, menyebut beberapa alasan penurunan ini, seperti preferensi masyarakat terhadap layanan BPJS, penjualan eceran yang menurun, munculnya kompetitor baru, serta peningkatan penjualan online.

Baca juga: BREAKING NEWS- Terdakwa Kasus Subang Danu Divonis 4 Tahun Penjara, Lebih Ringan dari Tuntutan JPU

Reno juga mengungkapkan temuan di lapangan, termasuk sering kosongnya stok obat-obatan umum di Apotek Pasuketan.

Selain itu, Benjamin Setiabudi juga dikabarkan mendirikan beberapa apotek lain menggunakan nama Apotek Pasuketan di berbagai wilayah di Kota Cirebon.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved