Macan Tutul Teror Warga Gunungmanik

Fenomena Macan Tutul Turun Gunung di Kuningan, Komunitas Peduli Lingkungan Ingatkan Ekosistem

Rusaknya rantai makanan dan ekosistem membuat macan tutul harus turun gunung.

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: taufik ismail
tangkap layar video warga
viral video macan tutul yang naik turun di atas pohon di kawasan hutan Kecamatan Hantara, Kabupaten Kuningan. Kali ini macan tutul muncul di Ciniru. 

Laporan Kontributor Kuningan Ahmad Ripai

TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Fenomena macan tutul turun Gunung Ciremai di kecamatan Ciniru dan Selajambe, Kabupaten Kuningan, mengundang tanggapan dari komunitas peduli lingkungan dan hutan yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Jawa Barat Hejo (Gema Jabar Hejo).

"Untuk kewenangan penanganan itu jelas ada BKSDA sendiri."

"Namun teror macan tutul selama beberapa hari ini, harusnya melakukan penelitian kejadian, terutama mengenai sebab akibat munculnya kucing besar tersebut," ujar Ketua Gema Jabar Hejo, Ali M Nur melalui Sekertaris, Nanang Subarnas kepada Tribun, Kamis (18/7/2024).

Nanang mengatakan, munculnya macan tutul itu jelas memiliki sebab sebelumnya.

Hal ini menjadi perhatian termasuk para komunitas peduli lingkungan dan hutan di daerah.

"Kemunculan kucing besar, kami anggap bahwa ini akibat rusaknya mata rantai dan terkontaminasinya ekosistem hutan tersebut."

"Terlebih dengan masa sekarang perubahan iklim di Kuningan sangat berasa lebih dingin dari biasanya," katanya.

Menitik berat pada anggapan tersebut, Pria lulusan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (S1 IPB) berharap kepada pemerintah dan BKSDA melakukan tindakan ekstra.

"Misal dengan menyediakan hewan sebagai pasokan makan kucing besar."

"Tujuannya, tidak lain membuat bintang buas merasa nyaman dan kepuasan pada macan tutul di habitatnya," ujarnya.

Mendengar kabar terbaru soal teror macan tutul, Nanang sangat mengapresiasi para petugas BKSDA yang hingga kini melakukan penjagaan lingkungan sekitar macan tutul beredar.

"Untuk respons cepat dan penanganan yang dilakukan BKSDA, kami mengapresiasi dan hormat. Namun, baiknya itu bisa melakukan kordinasi dengan BTNGC yang sama memiliki kinerja pengawas binatang biasa di Gunung Ciremai. Ya, hal itu sebagai saran dan masukan saja," ujarnya.

Kenapa harus kordinasi dengan BTNGC, Nanang menyebut, peredaran dua macan tutul di kawasan pengunungan Ciremai, hingga kini kondusif dan masyarakat kaki Gunung Ciremai pun nyaman.

"Ya diketahui di kawasan Gunung Ciremai itu ada macan tutul yang senggaja dilepasliarkan. Artinya, keberadaan macan tidak pernah menampakkan hingga membuat warga kaki Gunung resah," katanya.

Melihat ekosistem Gunung Ciremai sebagai habitat macan tutul antara Rasi dan Slamet Ramdhan, dirasa sangat bagus dan membuat satwa hidup seperti pada umumnya.

Baca juga: Penanganan Macan Tutul Teror Warga Gunungmanik, Ini Kata Pj Bupati Kuningan

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved