Idul Adha 2024

Ribuan Warga Padati Lapangan Gasibu Bandung Untuk Laksanakan Salat Idul Adha

Ribuan warga melaksanakan salat Iduladha 1445 H di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Senin (17/6/2024).

Tribun Jabar/Syarif
Ribuan warga melaksanakan salat Iduladha 1445 H di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Senin (17/6/2024). 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Ribuan warga melaksanakan salat Iduladha 1445 H di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Senin (17/6/2024).

Mereka antusias mendatangi Gasibu sejak pukul 05.30 WIB dan mulai memadati lapangan di seberang Gedung Sate tersebut.

Salat Iduladha di Lapangan Gasibu diimami oleh Pimpinan Pesantren Azzakiyyatussholihah Kabupaten Majalengka, KH Ahmad Zaki Burhani.

Sedangkan sebagai khatib, yakni Pimpinan Pesantren Al-Inaayah Ciwaas Peuntas Tasikmalaya, KH Dede Suherman.


Salat Iduladha di Lapangan Gasibu dihadiri Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional RI, Suharso Monoarfa, dan Asda II Setda Pemprov Jabar.

Pada Iduladha tahun ini, Penjabat Gubernur Jabar, Bey Machmudin tidak menghadiri Salat Iduladha di Gasibu. Namun, memberikan hewan kurban sapi pasundan empat ekor dan domba asli Jabar sembilan ekor.

Hewan kurban tersebut akan dibagi ke empat lokasi, salah satunya di RW 16, Dusun 3, Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Hewan kurban yang diberikan di Jayagiri, yakni sapi pasundan satu ekor dan tiga ekor domba. Bey Machmudin juga dijadwalkan melaksanakan salat Iduladha di desa tersebut.

Selain di Jayagiri, Bey juga memberikan kurban untuk warga di sekitar Rumah Dinas Pakuan, yaitu sapi satu ekor dan domba tiga ekor.

Kemudian di dua lokasi lainnya, sapi satu ekor (350 kg) untuk warga sekitar Masjid At-Taqwa Kebon Sirih, Kota Bandung serta sapi satu ekor (330 kg) dan domba tiga ekor untuk warga di sekitar Rumah Dinas Rancabentang.

Dalam khutbahnya, Khatib mengingatkan kembali para hadirin untuk mendalami kembali ajaran Tauhid yang menjadi tiang utama ajaran Islam. Iduladha, katanya, tidak terlepas dari ketauhidan keluarga Nabi Ibrahim AS.


Kehidupan Nabi Ibrahim AS bersama istrinya yakni Siti Hajar, dan anaknya yakni Ismail, katanya, menjadi teladan bagi umat Islam. Terutama dalam keteguhan dan kesungguhan dalam melaksanakan seluruh perintah Allah SWT.


Khatib pun membahas mengenai ucapan Nabi Muhammad SAW saat melaksanakan Haji Wada. Yang ditekankan dalam kesempatan ini adalah kesamaan kedudukan manusia di dunia tanpa membedakan ras dan kedudukan, dan lain sebagainya.


"Semua ini dalam Islam tidak menjadi pembeda dari manusia. Karena rasialisme adalah dosa. Konon dosa pertama adalah rasialisme, saat iblis merasa lebih baik daripada manusia yang diciptakan dari tanah," kata Khatib.


Ia pun menyatakan hal yang diungkapkan dalam Haji Wada adalah persaudaraan. Hal ini harus didasari silih asah, silih asih, saling menghormati, saling mencintai sesama saudaranya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved