Haji 2024

Daftar Bersama Istri Tahun 2013, Petani Kangkung Asal Majalengka Ini Harus Berangkat Haji Sendiri

M Ali Usman daftar bersama istrinya pada tahun 2013. Sang istri sudah berpulang tahun 2018.

Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: taufik ismail
Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi
Petani kangkung, M Ali Usman, saat menyiapkan keperluan pribadinya untuk menunaikan ibadah haji di kediamannya di Desa Heuleut, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, Sabtu (11/5/2024). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Wajah M Ali Usman (49) tampak semringah ketika mengemas sejumlah barang ke koper di rumahnya di Desa Heuleut, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, Sabtu (11/5/2024).

Koper hitam yang dipasang stiker bertuliskan Haji 2024 itu terlihat berisikan keperluan pribadi Ali Usman yang sehari-hari bekerja sebagai petani kangkung.

Ya, ia merupakan salah seorang jemaah haji yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 20 Embarkasi Kertajati yang dijadwalkan berangkat pada 30 Mei 2024.

Namun, perjuangannya tampak tidak mudah, karena setiap hari harus menyisihkan hasil panen kangkungnya, dan berhasil melunasi biaya haji setelah menabung sejak 2013.

"Saya menyisihkan Rp 30 ribu - Rp 50 ribu setiap hari dari berjualan kangkung, dan alhamdulillah tahun ini mendapat kesempatan pergi haji," kata M Ali Usman saat ditemui di kediamannya di Desa Heuleut, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, Sabtu (11/5/2024).

Pihaknya mengakui pada 2013 tidak sendiri mendaftar ibadah haji, tapi bersama istrinya, dan rutin menabung setiap hari untuk menyicil biaya pelunasannya.

Namun, Tuhan berkehendak lain, karena istrinya telah berpulang pada 2018, sehingga pada tahun ini Ali Usman akan menunaikan ibadah haji sendirian.

"Saya mendaftar haji bersama istri, tetapi sekarang berangkat sendiri," ujar M Ali Usman yang tampak menahan matanya yang mulai berkaca-kaca.

Ia mengatakan, istrinya pun mendukung ketika berniat menunaikan ibadah haji meski harus menabung, dan hidup sederhana, karena hasil berjualan kangkung disisihkan untuk biaya haji.

Ali Usman sendiri menggarap lahan kangkung seluas kira-kira 1.750 meter persegi yang berada kira-kira tiga kilometer dari kediamannya di Desa Heuleut.

Tangannya yang berurat terlihat piawa saat mencabuti tanaman kangkung siap panen untuk dikumpulkan dalam wadah khusus kemudian dijual ke pasar.

Topi abu-abu tampak menutupi rambutnya yang beruban untuk melindungi kepalanya dari teriknya matahari di Kabupaten Majalengka.

Setiap hari, ia biasanya pergi ke lahan kangkung mengendari sepeda motor untuk memanen kemudian menjualnya ke Pasar Kadipaten, Kabupaten Majalengka.

"Sehari dapat 400 ikat - 600 ikat kangkung yang dijual seharga Rp 600 per ikat, kemudian hasilnya disisihkan untuk biaya haji, dan alhamdulillah lunas setelah menabung selama 11 tahun," kata M Ali Usman.

Baca juga: Ini Motivasi Petani Kangkung Asal Majalengka untuk Berangkat Haji hingga Rela Menabung 11 Tahun

Baca juga: Cerita M Ali Usman, Petani Kangkung Asal Majalengka yang Berangkat Haji Setelah Menabung 11 Tahun

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved