Ini Langkah Konkret Pemerintah Kecamatan Astanajapura Cirebon Tangani Kasus DBD
Langkah konkret juga telah dilakukan dengan melakukan sosialisasi door to door dan pemberitahuan di tempat ibadah kepada masyarakat.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: dedy herdiana
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Kecamatan Astanajapura menjadi sorotan serius bagi pemerintah setempat.
Camat Astanajapura, Suharto menegaskan, bahwa langkah antisipatif telah diambil menyusul kematian tiga orang akibat DBD.
Baca juga: Kasus DBD di Astanajapura Cirebon Meningkat, Ada Tiga Warga Meninggal Dunia
"Ya benar, kalau (tiga warga akibat DBD) meninggalnya di bulan April ini, tapi kalau kasusnya sudah tercatat sejak Januari 2024," ujar Suharto saat diwawancarai di kantornya, Rabu (24/4/2024).
Sebagai respons, pemerintah kecamatan menggelar pertemuan dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan kepala desa untuk mensosialisasikan pentingnya penanganan bersama terhadap kasus DBD.
"Perlunya penanganan bersama," ucapnya.
Langkah konkret juga telah dilakukan dengan melakukan sosialisasi door to door dan pemberitahuan di tempat ibadah kepada masyarakat.
"Kita dibiasakan hidup sehat dan bersih," jelas dia.
Selain itu, telah disiapkan pemberitahuan lewat selebaran, call center dan tim medis standby 24 jam untuk merespons laporan masyarakat yang terkena DBD.
Pentingnya sosialisasi juga disoroti dalam lingkungan pendidikan.
"Sosialisasi juga tidak hanya di lingkungan rumah, tapi di lingkungan sekolah," katanya.
Langkah preventif dengan menerapkan 3M (Menguras, Menutup dan Mengubur) akan diterapkan di sekolah-sekolah.
Meski kasus DBD mengkhawatirkan dengan tiga kasus kematian, pemerintah kecamatan belum menyatakan status Kejadian Luar Biasa (KLB), yang memerlukan analisis dari data yang lebih lengkap.
Suharto juga mengumumkan rencana untuk melakukan gerakan Jumat bersih dan pemberantasan sarang nyamuk sebagai langkah proaktif mengatasi penyebaran DBD.
Diberitakan sebelumnya, angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Selama periode Januari hingga April 2024, tercatat puluhan kasus DBD di wilayah tersebut, dengan menyebabkan tiga korban meninggal dunia.
Kepala Puskesmas Sidamulya, Poedjo Wardojo, mengkonfirmasi hal ini, pada Rabu (24/4/2024).
"Dari tiga kasus kematian yang terjadi, dua di antaranya adalah anak-anak, sementara satu lainnya adalah seorang dewasa."
"Sementara jika periode Januari-April ada 24 kasus DBD," ujar Poedjo saat diwawancarai di Kantor Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Rabu (24/4/2024).
Menurutnya, kasus pertama berasal dari Desa Sidamulya, yang meninggal pada bulan April.
Sementara itu, korban kedua adalah seorang balita berusia 1 tahun dari Desa Mertapada Wetan dan yang ketiga adalah seorang anak berusia 9 tahun dari Desa Buntet.
Poedjo juga menjelaskan, bahwa ketiga korban langsung dibawa ke rumah sakit setelah gejala DBD muncul.
"Mungkin saat tiba di rumah sakit, kondisi pasien sudah sangat kritis."
"Ketiganya meninggal di bulan April ini," ucapnya.
Namun, Poedjo juga menyoroti kesadaran orang tua dalam mengenali gejala DBD.
Ia menyatakan, bahwa masih ada beberapa orang tua yang kurang responsif terhadap gejala yang dialami anak-anak mereka.
"Dalam beberapa kasus, orang tua baru membawa anak ke rumah sakit setelah gejala menjadi sangat parah, seperti pingsan atau mimisan," jelas dia.
Dengan adanya peningkatan kasus DBD, Poedjo menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam mengidentifikasi gejala yang memerlukan perhatian medis lebih lanjut.
"Perlu upaya lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran akan gejala DBD dan penanganan yang tepat," katanya.
Baca juga: Angka Kematian Akibat DBD di Kabupaten Cirebon Pada 2023 Turun Drastis, Ini Kata Kadinkes
Komplotan Pencuri Kabel PLN Beraksi di Pangenan Cirebon, Terungkap Karena Laporan DKM |
![]() |
---|
Temui Wali Kota Cirebon Effendi Edo, Gubernur Jabar Pastikan PBB Tidak Naik Seribu Persen |
![]() |
---|
Lonjakan PBB di Kota Cirebon Sempat Sentuh 1.000 Persen, DPRD Siap Pangkas Tarif Dasar |
![]() |
---|
Ramai Warga Protes Soal Isu Kenaikan PBB 1.000 Persen, Wali Kota Cirebon Ungkap Fakta Ini |
![]() |
---|
Cerita Darma Kena Imbas Kenaikan PBB 1.000 Persen, Kaget Tagihan Rp 65 Juta Awalnya Rp 6,3 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.