Mudik Lebaran 2024

Melihat Proses Pembuatan Kerupuk Melarat, Oleh-oleh Mudik Lebaran 2024 yang Pas Saat ke Cirebon 

Menyambut musim mudik, produksi kerupuk akan ditingkatkan untuk memenuhi permintaan yang lebih tinggi.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: dedy herdiana
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Melihat proses pembuatan kerupuk melarat di rumah produksi milik Solahudin Alayubi (31), di Desa Gesik, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Di pinggir jalan Pantura, tepatnya di kawasan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, deretan jajanan menggantung dalam wadah plastik menanti penikmatnya.

Tapi jangan salah, yang mengintip dari balik plastik itu adalah kelezatan kerupuk melarat, salah satu kuliner wajib saat berkunjung ke Cirebon.

Baca juga: Cek Jalur Pantura Sebelum Momen Mudik, Begini Suasana Lalu Lintas di Pasar Tegalgubug Cirebon

Tribun baru-baru ini menyaksikan sendiri proses pembuatan kerupuk melarat dari awal hingga akhir.

Mengunjungi sebuah rumah produksi di Desa Gesik, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon, Tribun disuguhi pemandangan karyawan yang sibuk dengan berbagai tahapan pembuatan kerupuk.

Dalam proses penjemuran, setiap kerupuk dipelihara dengan kecermatan, diputar bolak-balik untuk memastikan kering merata.

Sementara karyawan lainnya mengatur kerupuk agar tersusun rapih di atas tatakan.

Uniknya, dalam proses penggorengan, kerupuk melarat digoreng menggunakan pasir, bukan minyak goreng seperti umumnya.

Penggunaan pasir, yang sudah menjadi tradisi turun temurun, memberi nuansa khas pada kerupuk melarat.

Dulu, penggunaan pasir dianggap melarat karena lebih ekonomis dan mudah didapat dibandingkan minyak goreng.

Proses selanjutnya adalah pengemasan.

Rumah produksi ini tidak hanya menyediakan varian original, tetapi juga varian pedas sesuai permintaan konsumen.

Menurut pemilik rumah produksi, Solahudin Alayubi (31), proses pembuatan kerupuk melarat dimulai dengan mencampur tepung tapioka dengan air panas dan garam dalam wadah bernama jodang.

"Kemudian, adonan dimasukkan ke mesin pencetak dan disimpan di alat anyaman bambu yang disebut 'ancak'," ujar Ola, sapaan akrabnya saat kembali dikonfirmasi, Sabtu (23/3/2024).

Setelah dipotong, kata dia, kerupuk dijemur lagi dan dikemas untuk dijual sebagai mentah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved