Cegah Perundungan, Sekolah di Kota Cirebon Bentuk Satgas Anti Bully, Ini Kata Kepsek SMPN 10

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Mencegah terjadinya aksi perundungan atau bully, SMPN 10 Kota Cirebon membentuk satuan tugas (satgas) anti bully.

Hal itu juga sebagai bentuk tindak lanjut aksi deklarasi menolak keras bullying, tawuran dan napza yang digelar pada Kamis (12/10/2023) bersama unsur terkait.

Di antaranya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID), Peradi, Kepolisian hingga lainnya.

Kepala SMPN 10 Kota Cirebon, Yeti Haryati mengatakan, satgas anti bullying akan melibatkan para peserta didiknya.

Di mana, dari 21 kelas yang terdiri dari kelas VII, VIII dan IX, dua murid perwakilannya diminta harus bergabung.

"Kami pun nanti per kelas akan melakukan deklarasi, bahwa mereka sama-sama melaksanakan say no to bullying,"

"Aksi itu dilakukan dengan cara ditempel di setiap kelas lalu dipajang di kelas masing-masing," ujar Yati saat diwawancarai media, Kamis (12/10/2023).

Selain melibatkan para peserta didik, pihak sekolah juga akan menggandeng kepolisian.

Di mana, seluruh pihak yang terlibat bisa benar-benar mencegah terjadinya aksi perundungan, terutama di sekolah.

"Kami akan bekerjasama dengan Kapolsek untuk mengantisipasi dan di sekolah kami akan membuat satgas anti Bullying dari perwakilan kelas melalui OSIS."

"Mereka bertugas memonitoring seluruh teman-temannya baik di kelas maupun di media sosial," ucapnya.

Yati pun sebagai orang yang paling bertanggung jawab sudah menyiapkan konsep bilamana terjadi kasus bullying di sekolahnya.

Hal yang akan dilakukan itu, yakni pendampingan yang melibatkan guru Bimbingan Konseling (BK).

"Kami akan bekerjasama dengan pihak terkait dan penanganan pertama akan melakukan pendampingan terlebih dahulu melalui BK"

"Tindak lanjut lebih jauhnya kami akan meminta tolong ke Polsek, KPAI," jelas dia.

Baca juga: Pelajar SMPN 10 Kota Cirebon Antusias Terima Materi Sosialisasi Perundungan Atau Bullying